::bercinta sampai syurga::

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers Ops...minus 1 year =)

::our little sweetheart::

Lilypie - Personal pictureLilypie First Birthday tickers

Friday, July 18, 2008

:: catatan hidup::


"Ya Allah...kurniakanlah kami lisan yang basah mengingati dan menyebut namaMu, hati yang penuh segar mensyukuri nikmatMu, badan yang ringan menyempurnakan ketaatan kepada perintahMu, Ya Allah kurnikanlah kami iman yang sempurna, hati yang kusyuk, ilmu yang berguna, keyakinan yang benar-benar mantap. Ya Allah kurnikanlah kami din (cara hidup) yang jitu dan unggul, selamat dari mara bahaya dan mala petaka. Kami mohon Ya Allah kecukupan yang tidak sampai kami terpaksa meminta jasa orang lain. Berikanlah kami Ya Allah iman yang yang sebenarnya sehingga kami tidak lagi gentar atau mengharap orang lain selain dari Engkau sendiri; walaupun kadar sekelip mata atau kadar masa yang lebih pendek dari itu. Wahai tuhan yang paling mudah dan cepat memperkenankan" . Doa rabitah yang sering disebut ulang dalam hati dan lafaz. Doa yang penuh maksud, penuh makna... Buat diri... buat teman-teman, rendahkanlah dirimu serendah-rendahnya kepadaNya, sucikanlah hatimu dengan ayat-ayatNya, dzikrullah buatNya. Agar dirimu juga dapat merasainya... Ya Allah Maha suci Engkau pada kurniaan rasa kasih dan sayang ini... Ya Allah... syukurku padaMu atas kurniaan yang tak dapat ku lafazkan dengan kata-kata. tak dapat ku ungkapkan... hanya dapat dirasai, dinikmati, dikecapi dalam hati hambamu yang lemah dan kerdil ini.


Ya Allah... dalam aku melalui liku-liku perjalanan dalam hidup ini, dalam perjuangan ini... dalam langkahan demi langkahan. Sering aku khilaf, sering aku tersadung, sering aku terjatuh, sering aku tersekat nafas... tapi belum ada apa-apa yang aku lakukan, belum aku tepati, belum aku laksanakan, belum aku lakukan sebaiknya. Ya Allah... ampunilah dosa-dosaku. Janganlah Engkau pesongkan hati ku, hati kami setelah engkau beri petunjuk pada kami. Aku takut Ya Allah... Mampukah aku bertemu denganMu, layakkah aku mencium syurgaMu...

Duhai teman... baru ku dapat merasai apa yang sering dikatakan dunia pekerjaan tidak sama dengan dunia sewaktu kita belajar. Jadual harian, skop kerja, skop pemikiran, persekitaran, kenalan yang pelbagai...tetapi tetap ada yang sama iaitu diri kita. Adakah kita sama seperti kita sebelum ni? kalau lebih baik, alhamdulillah... jangan pulak sebaliknya kerana disinilah teruji langkahan perjuangan kita...Adakah masih boleh istiqomah, adakah yang diperjuangan itu Kalimah Allah atau yang diperjuangkan itu kesenangan pada pandangan mata dan diri sendiri?

Duhai diri...Muhasabahlah sentiasa, koreksi diri...apakah sudah siap bekalan kamu? Senangkah kamu dengan kerosakkan masyarakat islam kita sekarang? Apakah alasan dan jawapan kamu sewaktu bertemu denganNya? Yakinkah kamu yang kamu akan masuk syurga sedangkan kamu tidak beramal untuknya?

- Tengah menyesuaikan diri dengan jadual harian sekarang agar dapat commit dengan usrah, program, bacaan dan mutaba'ah -

Monday, July 14, 2008

:: TAMU 0108 ::

Tamrin Murabbi :: Ya Allah... Alhamdulillah, syukur ku panjatkan ke hadrat ilahi kerana dengan izin taufik dan hidayahNya kami diletakkan di sini di kala arus kemaksiatan dan kemungkaran semakin deras mengalir, makin ganas, makin hebat...agar kami dapat meyediakan bekal, bersedia, untuk melawan arus ini. Ya Allah... teruslah pimpin hati-hati kimi YA Allah, peliharalah iman-iman kami Ya Allah, peliharalah sahabat-sahabat kami Ya Allah...

Monday, July 7, 2008

::bingkisan hati::


KU DAMBAKAN KEIKHLASAN DALAM SEBUAH PERJUANGAN...
KU INGINKAN KEIKHLASAN DALAM SEBUAH PERSAHABATAN...
KU MAHUKAN KEIKHLASAN DALAM SEBUAH PERTEMUAN...

DUHAI DIRI, DUHAI TEMAN... IKHLASKAN DIRIMU
BUKAN MENGHARAPKAN SEBUAH BALASAN, BUKAN JUA SEBUAH PENGHARGAAN...

KERANA KU MENGHARAPKAN HANYA PADANYA, HANYA KERANANYA...

Sunday, July 6, 2008

:: mendidik diri dengan wasiat nabi ::

Tidak diragukan lagi, masing-masing kita mendambakan terciptanya suasana kebahagiaan, kebersamaan, dan ketenteraman baik dalam urusan dunia mahupun agama bahkan negara. Banyak usaha yang dilakukan tetapi nyatanya tidak menghasilkan apa yang diharapkan, sementara kita meyakini bahawa tidak ada satu kesulitan pun kecuali pasti ada jalan keluarnya. Allah berfirman, "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS Asy Syarhu / Alam Nasyrah: 6).

Allah juga berfirman, "Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS Ath Thalaq: 4). Nabi Shalallahu � alaihi wassalam juga bersabda dalam hadits Ibnu Abbas, "Ketahuilah, bahwasanya kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."

Sudah saatnya untuk kita bermuhasabah kepada segala upaya yang dikerahkan dalam membina kehidupan di keluarga, lingkungan, masyarakat, dan lebih luasnya lagi negara. Sudahkah kita jujur kepada Allah dan KitabNya, kepada Rasulullah Shalallahualaihi wassalam dan Sunnahnya, dalam hal aqidah, akhlaq, ibadah, dan muamalah? Dimana hal ini adalah pintu masuk ruang kebahagiaan dan kebersamaan.

Para pembaca -semoga dirahmati Allah- Rasulullah Shalallahu'alaihi wassalam sebagai Nabi dan Rasul yang terakhir, tidaklah meninggalkan umatnya kecuali telah menerangkan apa yang diperlukankan mereka dalam membangun kehidupan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, inilah kesempurnaan dien.

Allah berfirman, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kucukupkan kepadamu nikmatku dan telah kuridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al Maaidah: 3).

Allah juga berfirman, "Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu." (QS An Nahl: 89). Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah, serta Ad Darimy dari sahabat Abu Najih Al Irbadh bin Sariyah berkata, "Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam telah memberi nasihat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Maka kami bertanya, 'Wahai Rasulullah! Seakan-akan nasihat ini adalah nasihat yang terakhir maka berilah kami wasiat.' Nabi bersabda,

'Aku wasiatkan padamu agar tetap bertaqwa kepada Allah, serta tetap mendengar perintah dan taat, walaupun yang memerintah kamu itu seorang budak, maka sesungguhnya orang yang masih hidup di antaramu nanti akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atasmu memegang teguh akan Sunnahku dan perjalanan para khulafa ar rosyidin yang diberi petunjuk, peganglah olehmu sunnah-sunnah itu dengan kuat dan jauhilah olehmu bid'ah, sesungguhnya segala bid'ah itu sesat.'"

Sungguh Rasulullah telah memberikan nasihat yang agung dan wasiat yang sempurna ini kepada umat Islam dimana beliau menunjukkan mereka kepada perkara-perkara yang besar, tidak akan tegak urusan dien dan dunia kecuali dengan komitmen terhadapnya dan mengikutinya. Tidak ada jalan keluar dari problem kehidupan kecuali dengan mengamalkannya dengan seksama di zaman yang dipenuhi dengan tipu daya, dibenarkannya para pendusta dan didustakannya orang-orang yang jujur, serta dipercayanya para pengkhianat dan dikhianatinya orang-orang terpercaya.

Sungguh sangat disesalkan tatkala melihat majoriti umat Islam sudah tidak bersandar lagi kepada Al Qur'an tidak pula kepada Sunnah dalam aqidahnya, di saat semaraknya orang-orang yang berhati setan dan bertubuh manusia serta memuncaknya kebid'ahan-kebid'ahan, wallahul musta'an. Adapun wasiat-wasiat yang disampaikan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam itu ialah:

Pertama: tidak ada dien kecuali dengan taqwa yaitu taat kepada Allah, melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya. Taqwa adalah sebab dipermudahnya segala urusan dien dan dunia serta dibukanya berkah dari langit dan bumi. Allah berfirman, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS Al A'raaf: 96).

Kedua: tidak akan tegak urusan-urusan umat baik dunia maupun dien kecuali dengan pemimpin yang sholeh, adil, menuntun mereka kepada Kitab dan Sunnah Rasulullah, menerapkan di tengah-tengah mereka syariat Allah, mengatur barisannya dan menyatukan kalimatnya serta mengangkat bagi mereka bendera jihad untuk meninggikan kalimat Allah. Sedangkan atas umat agar menerima dengan penuh taat baik dalam hal yang disukai maupun dibenci, selama pemimpin itu istiqomah di atas perintah Allah dan menjalankan hukum-hukumNya.

Demi merealisasikan kemaslahatan Islam dan kaum muslimin, menjaga kesatuannya dan melindungi darah-darahnya. Islam mewajibkan taat dalam hal yang ma'ruf (baik) atas umat terhadap waliyul amri / pemerintah sekalipun mereka bermaksiat, selama kemaksiatannya tidak sampai pada kekafiran.

Ketiga: Wasiat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam mencakup sikap yang harus dilakukan umat dari perselisihan dan terhadap orang yang menyelisihi Al Haq, beliau menunjuk agar berpegang teguh dengan Al Haq dan kembali kepada manhaj yang benar, manhaj Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam dan para khulafa ar rosyidin RA. Tidaklah Sunnah dan manhaj mereka kecuali Kitabullah -yang tidak pernah didatangi kebatilan dari arah depan maupun belakang- serta Sunnah Rasulullah yang suci. Allah berfirman, "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS At Taubah: 100). Inilah solusi yang benar yang dapat menghentikan perselisihan dengan cara yang diridhoi Allah.

Keempat: Wasiat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam juga meliputi peringatan terhadap bid'ah, sangat sering beliau memperingatkan umatnya dari bahaya dan kerusakan yang ditimbulkannya dengan penjelasan yang gamblang bahwa bid'ah adalah kesesatan.

Para pembaca -semoga dirahmati Allah- demikianlah kita mesti memulai untuk menyedarkan dan mendidik setiap diri-diri kita agar kembali kepada wasiat Allah dan RasulNya, kembali kepada konsep hidup nabawi, bersungguh-sungguh untuk menegakkan ibadah kepada Allah dan membuktikannya, sehingga akan terciptalah kebaikan dalam diri kita, dalam diri isteri/suami kita, dan dalam keluarga kita.

Ketahuilah bahwa:

baiknya diri adalah baiknya keluarga
baiknya keluarga adalah baiknya masyarakat
baiknya masyarakat adalah baiknya lingkungan
baiknya lingkungan adalah baiknya negara
baiknya negara adalah baiknya umat
baiknya umat adalah baiknya alam secara keseluruhan bi idznillah.
Wal ilmu indalllah.


Mendidik Diri dengan Wasiat Nabi
Penulis: Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Aqidah, 21 - Juli - 2003, 03:39:24

Thursday, July 3, 2008

:: manusia itu lalai tentang umurnya ::

Alhamdulillah Ya Allah atas nikmat iman dan islam yang engkau masih kurniakan pada diri ini... moga-moga teman-teman juga terus bersyukur,berusaha untuk mendekatkan diri padaNya, mensucikan hati , usah putus asa dengan rahmat dan ujian dariNya. Teruskan langkahan dalam pengembaraan dan perjalanan menujuNya.Ingatan buat diri-diri...

"Telah mendekat kepada manusia perhitungan mereka. padahal mereka di dalam kelalaian, lagi pada berpaling. Tidaklah datang kepada mereka dari sesuatu yang baru dari Tuhan mereka melainkan mereka dengarkan dia; namun mereka bermain-main. Berlalai-lengah hati mereka, dan mereka merahsiakan percakapan; orang yang aniaya itu bukankah manusia seperti kamu? apakah kamu hendak menemui sihir? padahal kamu melihat? Dia berkata: Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi. Dan Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Bahkan mereka berkata: Kekacau-balauan rasian(mimpi), bahkan dia itu seorang penyair. Maka datanglah kepada Kami dengan suatu tanda, sebagaimana telah diutus (Rasul-Rasul) yang dahulu. Tidaklah beriman sebelum mereka dari penduduk-penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan?” Al-Anbiya’ 21 : 1 - 6

Peringatan agar manusia bersiap-siap menunggu waktunya. Dan waktu itu telah dekat, yaitu bahawa semua manusia pasti mati. Dan hidup tidaklah berhenti sehingga mati itu sahaja. Sesudah mati kelak akan ada lagi hidup. Pada hidup yang kedua kali itu, segala amal perbuatan Marusia selama di dunia akan diperhitungkan. Yang baik akan mendapat balasan baik, yang jahat dapat balasan jahat. Penganiayaan tidak akan ada. Sebab itu maka di permulaan ayat dikatakan: ""Telah mendekat kepada manusia perhitungan mereka.”

Kalau difikirkan dengan tenang nescaya insaflah manusia bahawa maut itu senantiasa telah mendekat dan mendekat. Perkataan yang terdapat di sini tepat benar: iqtaraba.

Dengan makna mendekat terus. Bukan quraba makin dekat. Setiap hari maut itu mendekat. Sehari kita lahir ke dunia, sehari pula kita telah kurang umur kita sehari. Tambah sehari tambah jauh kita dari lahir kita dan tambah mendekat kepada hari mati kita : "padahal mereka di dalam kelalaian, lagi pada berpaling.”. Begitu umur itu berkurang setiap hari, sehingga hari perhitungan di akhirat itu, kian hari kian mendekat namun manusia lalai juga. Mereka tidak mengigat itu, sehingga mereka ada persiapan buat menghadapiNya. Malahan lebih jahat lagi, bukan sahaja mereka lalai, bahkan mereka itu berpaling jika ada yang memberi ingat. Telah kita ketahui, surat ini diturunkan di Makkah. Semacam inilah sikap kaum kafir Quraisy itu seketika Nabi s.a.w. menyampaikan seruanNya.

"Tidaklah datang kepada mereka dari sesuatu yang baru dari Tuhan mereka melainkan mereka dengarkan dia.” . Artinya jika Rasulullah s.a.w datang menyampaikan suatu peringatan tetap juga mereka dengarkan tetapi sebagai pepatah boleh diibaratkan seperti masuk di telinga kanan keluar keluar ke telinga kiri. Tidaklah yang mereka dengarkan itu mereka masukkan ke dalam hati. Malahan di hujung ayat ditegaskan : "namun mereka bermain-main.”. segala peringatan tidak ada yang mereka perhatikan sungguh-sungguh. Mereka anggap tidak ada sangkut-pautnya dengan diri mereka.
"Berlalai-lengah hati mereka,”. Inilah kelanjutan dari sikap mereka terhadap peringatan yang disampaikan. Hati mereka berlalai-lalai atau main-main dan tidak ada kesugguhan, kadang-kadang mereka anggap semuanya itu sandiwara saja. Sebab yang penting bagi mereka ialah kesenangan diri mereka jangan sampai terganggu.

keturunan bugis rupanya...

Setibanya aku dari kampung halaman (23/6-28/6) ke sempadan kedah-penang, aku mendapat berita dari ayah mi yang menyatakan ayah za'im sakit tenat di Hospital Pantai ( diubah ke hospital besar pulau pinang untuk dioperate pada salur darah halus di dalam kepala ). Segala perancangan untuk ziarah sedara mara di kedah dah bertukar perancangan... Tapi alhamdulillah, segala-galanya ada hikmah...Dia lebih mengetahui, Dia Sebaik-baik perancang... Bermula dari perkabaran inilah aku dapat mengenali boleh dikatakan hampir kesemua adik beradik arwah ayah tersayang yang berada di merata negeri. Alhamdulillah, syukur padaMu Ya Allah... Engkau cucurilah rahmat ke atas arwah ayahku. Engkau lapangkanlah kubur ayahku, engkau terangilah kubur ayahku, engkau rahmati dan berkahilah roh ayahku... moga dia tenang di sana. Ya Allah... engkau satukanlah hati-hati kami dalam kami menjalani kehidupan dunia ini. Janganlah engkau lalaikan kami dengan keturunan kami, jadikanlah kami dan keturunan kami orang-orang yang terus memperjuangkan islam, ...

hanya lapisan umur ayah ngan mak sedara ja kenal, yang lain tak kenal (sepupu, adik, kakak n lain2)

Ayah Za'im - Adik arwah ayah, anak kepada Tok Wan Yam(satu-satunya isteri arwah tok wan@Abdullah haji sabil yang ada)

2/8 : Mc Liza --> "Zaim dah selamat kembali ke rahmatullah pada jam 2.40 sebentar tadi. Rabu, 2 julai 2008" Inna lilla hiwainna ilaihiraji'un. Ya daripadaNya kita datang dan kepadaNya kita kembali,Al-Fatihah. Arwah ayah Zaim, adalah adik arwah ayah. Mudah mesra dengan sesiapa sahaja, simple, peramah, suka cerita pasal arwah ayah n kolej mara kulim). Kepulangan hakiki...meneruskan perjalanan ke destinasi yang seterusnya. Alam yang kekal abadi.Buat diri, bersyukurlah dengan nikmat kesihatan yang Allah kurniakan. Gunakanlah nikmat itu untuk kebaikkan semua. Perlengkapkanlah dirimu dengan ilmu, iman dan amal...berjuanglah, berkorbanlah, jangan tewas dengan tuntutan hawa nafdsu dan syaitan, bersabarlah dan jangan putus asa...Agar saat kita bertemuNya, ada jawapan yang mampu kita ungkapkan ata sapa yang kita usahakan.


Waris Daeng Perani

Erm...baruku tahu cerita salasilah nenek moyangku. Kisah perjuangan Tok Wan dalam memperjuangkan islam di tanah melayu, dalam mempertahankan islam dan tanah melayu dari cengkaman British, kisah 13 mei, kisah Hartal... Alhamdullillah, moga-moga darah dan semangat perjuangan ini masih lagi mengalir dalam darah anak cucu dan seterusnya generasi seterusnya.
Tok wan @ Abdullah bin haji Abdul Sabil = betul2 mirip ngan ayah


Kami adik beradik adalah keturunan ke7 Waris Daeng Perani, pahlawan tanah melayu.. Arwah ayah adalah anak sulung kepada arwah tok wan, abdullah (nama yang telah diubah untuk mengelirukan pihak penjajah).

Ayah : Makhtar Abdullah
Ibu : Zainun Abd Kadir

1st sabil clan : Emanuddin B. Makhtar (t-shirt putih)
2nd sabil clan : Naziran B. Makhtar (not in pic)
3rd sabil clan : Me @ Fazlul Huda Bt. Makhtar (red scarf)
4th sabil clan : AzilahBt. Makhtar (pink scarf)
5th sabil clan : Mohd Rafik B. Makhtar (black t-shirt)

Pahlawan Bugis Yg Mangkat Di Kedah ~ Bahagian I
Asal usul Daeng Perani

Mengikut Catatan Raja Ali Haji dalam bukunya Salasilah Melayu dan Bugis serta Tuhfat Al-Nafis, Putera Bugis lima bersaudara ini adalah dari keturunan Opu Tendriburang Daeng Rilaga iaitu putera La Maddusalat, seorang Raja Bugis di negeri Luwuk. Opu Tendriburang Daeng Rilaga mempunyai lima orang anak iaitu Daeng Perani, Daeng Chelak, Daeng Marewah, Daeng Menambun & Daeng Kemasi.

Opu Daeng Rilaga bersama anak-anaknya keluar dari Luwuk setelah ayahandanya Opu La Maddusalat mangkat. Beliau memulakan perjalanan ke negeri To Pammana. Di sini beliau disambut meriah oleh pemerintah To Pammana. Beliau Kemudian ke Bone dan seterusnya ke Betawi bertemu dengan saudaranya Opu Daeng Biasa. Selepas pertemuan itu, beliau berangkat ke Siantan. Ketika di Siantan, Opu Daeng Perani telah berkahwin dengan anak Nakhoda Alang, keturunan Makasar. Dari Siantan Opu Daeng Rilaga bersama anak-anaknya mengambara ke Johor dan Melaka serta Kemboja. Setelah beberapa lama tinggal di Kemboja, Opu Daeng Rilaga dan anak-anaknya kembali ke Siantan. Apabila mereka sampai di Siantan, isteri Opu daeng Perani telah selamat melahirkan seorang anak lelaki yang diberi nama Daeng Kemboja sempena kepulangannya dari negeri kemboja.

Tidak berapa lama pulang dari Kemboja, Opu Daeng Rilaga telah mangkat. Oleh yang demikian, peranan beliau telah diambil alih oleh Opu Daeng Perani.

Opu Bugis lima bersaudara ini kemudiannya telah terlibat dengan Johor, Linggi [Negeri Sembilan], Selangor, Perak & Kedah di Semenanjung Tanah Melayu, manakala Matan, Sambas & Mempawah di Kalimantan Barat.

Penglibatan Opu daeng Perani Di Dalam Politik Kedah.

Sebelum terlibat dalam politik Kedah, Daeng Perani dan saudaranya terlibat dalam politik Johor, membantu Raja Sulaiman Ibni Sultan Abdul Jalil Riayat Shah IV mengalahkan Raja Kechil [Sultan Abdul Jalil Rahmat Shah, 1788 – 1722] dan menabalkan Raja Sulaiman sebagai Sultan Johor bergelar Sultan Sulaiman Badrul Alam Shah [1722 – 1760], bersemayam di Pulau Bintan. Sebagai mengenang jasa bantuan dan menepati janjinya, Sultan Sulaiman Badrul Alam Shah telah melantik Daeng Marewah sebagai Yamtuan Muda Johor [Yang Dipertuan Muda Johor] yang pertama.

Penglibatan mereka di kedah, seperti juga di Johor adalah dalam perselisihan takhta kerajaan. Penglibatan Opu Daeng Perani di Kedah dan berperang dengan Raja Kechil, Yang Dipertuan Siak digambarkan oleh Tuhfat Al-Nafis, Salasilah Melayu & Bugis serta Hikayat Siak.

Ketika berada di Selangor, Daeng Perani mendapat surat daripada Sultan kedah meminta bantuan. Beliau telah berangkat ke Riau berbincang lima bersaudara. Mereka berlima telah bersetuju dan berangkat ke Kedah mengadap Sultan kedah. Dalam pertemuan ini, Sultan kedah meminta Opu Lima bersaudara mengambil alih takhta kerajaan yang diduduki adinda baginda. Jika berjaya, Sultan kedah bersedia memberi ganjaran.

Peperangan berlaku diantara angkatan Sultan kedah yang lama angkatan yang disokong oleh Opu Bugis lima bersaudara. Peperangan berlarutan sehingga melebihi sebulan. Sultan kedah lama telah dikalahkan.

Pada 1136 Hijrah [1724] Opu Bugis lima bersaudara mendapat berita bahawa Raja Kechil Siak berada di kedah memenuhi jemputan Sultan kedah yang telah kalah membantu baginda menduduki semula takhta kerajaan Kedah. Opu Bugis Lima Bersaudara kembali membantu Sultan kedah dengan alas an perjanjian antara Sultan kedah dengan mereka belum selesai serta Opu Daeng Perani mempunyai seorang isteri di Kedah iaitu adinda kepada Sultan Kedah, Tengku Aishah.

Peperangan berlarutan selama dua tahun. Raja Kechil telah kalah dalam peperangan ini. Daeng Perani juga turut terkorban. Raja Kechil yang telah gagal , berundur ke Siak. Setelah Perang tamat, Daeng Chelak dan saudaranya Yamtuan Muda Daeng Marewah telah mengebumikan jenazah Opu Daeng Perani. Seterusnya Yamtuan Muda Daeng Marewah telah memohon kepada Sultan Kedah memohon kebenaran pulang ke Riau. Dengan itu, Daeng Marewah dan angkatan Bugis kembali ke Riau.

Nota: Petikan Kertas kerja yang dibentangkan dalam forum bertajuk ‘Di manakah Letak Sebenarnya Makam Daeng Perani’, bertempat di Muzium Negeri Kedah, Alor Setar, Kedah pada Ahad 13 Mei 2007. Oleh Abdullah Zakaria bin Ghazali – Jabatan Sejarah Universiti Malaya Kuala Lumpur

Nak cari apa?

yang selalu duk click

::wanita::

DUHAI PUTERIKU.........
Keremajaanmu menyegarkan pandangan,
melimpahkan nyaman pada malam..
Cahaya keriangan di wajahmu adalah kilauan senjata yang menawan....
Madu yang menitiskan sarinya meresapkan manisnya dari bibir langsung ke hati adalah suara-suara lembut sang gadis...
Tertib dan sopanmu bagai hembusan angin yang menyamankan....

PUTERIKU.....
Dengan keremajaanmu...
kau bisa menakluk dunia dalam lalai dan leka
Tanpa kesedaran ....

DUHAI PUTERIKU....
Balikkanlah cermin di hadapanmu barang seketika ...
palingkanlah wajahmu barang sejenak...
Berkatalah dalam diri...
Kau bukan dilahirkan sebgai penggoda yang melekakan dunia...
Kesegaran dan kejelitaanmu adalah fana belaka..
Balutan gemerlap permata intan hanyalah hiasan...
Dongak dan lihatlah kerdipan bintang-bintang nun di langit...
Sedarlah...hidupmu ini hanya cebisan dari erti kehidupan...
Selamilah dasar hatimu dan bisiklah pada diri
Alangkah hinanya roh kita tanpa hiasan apa-apa...

PUTERIKU...
Berfikirlah untuk menjadi insan yang berguna agar seisi dunia merasakan rahmat kehadiranmu...
WAHAI PUTERI MUSLIMAH SEJATI ...
Salutilah tubuhmu dengan iman...
kerana ia sangat manis pada pandangan jua perhiasan...
Usah merasa resah lalu menyolek diri ...
inginkan wajah yang lebih indah...
Bersyukur dan berbahagialah dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT...

DUHAI MUSLIMAH TERPUJI...
Renung dan resaplah kekaguman serta kekuatan keyakinan bahawa hayatmu setiap detik di bawah naungan Allah SWT...
Kecintaan Ilahi melimpah dan melaut di segenap penjuru alam walaupun pada yang alpa erti kehidupan...

GADISKU...
Bersihkanlah hatimu...
kemanisan iman sukar dikecapi tanpa janji Tuhan...
Jannah itu bukan mimpi tapi realiti...
Dunia hanyalah persinggahan...
akhirat itu kekal abadi....

::Keindahan BersamaMu:: KBM

ssq