::MUTIARA HATI:: bicara buat diri-diri yang mendambakan kasih, keredhaan dan kebaikkan di dunia dan akhirat dariNya,... ::rindukan pertemuan denganNya ::
Saturday, December 13, 2008
Tuesday, December 2, 2008
::ingatan::
semoga makin berpeluh cintaNya
apa kabar hati?
semoga selalu bersih dari noda
apa kabar iman?
semoga kian menapak maju
keep Allah in your heart,
may He always love u”
Itulah...
Karena kehidupan adalah anyaman-anyaman
Terkadang anyaman itu terhenti sejenak
Bahkan tak jarang sang pembuat anyaman
terlupa
Bahwa batas waktunya telah hampir usai
Seiring bertambahnya usia
Seiring berkurangnya jatah tuk beramal
Seiring hilangnya kesempatan tuk berkarya
Saudaraku,
Apa kabar usiamu?
Semoga semakin tersadar
Bahwa kehidupan kan berakhir
Dengan perjumpaan dengan-Nya
Semoga surga menjadi tempat dari
anyaman-anyaman itu...
Lelaki itu insan terpilih...
Terpilih kerana kudus cintanya...
Cintanya pada yang satu...
Pada yang kuasa...
Pada yang hak...
Lelaki tua itu akhirnya merenggut takdirnya. Roket-roket yahudi mungkin telah meluluhlantahkan tubuh lumpuhnya. Tapi mereka keliru. Sebab nafas cintanya telah memekarkan bunga jihad di Palestina. Sebuah generasi baru tiba-tiba muncul ke permukaan sejarah dan hanya tahu satu kata:Jihad. Dan darahnya yang tumpah setelah fajar itu, adalah siraman Allah yang akan menyuburkan taman jihad di bumi nabi-nabi itu. Dan tulang belulangnya hanya akan menjadi sumbu yang akan menyalakan api perlawanan dalam jiwa anak-anak Palestina.
Syaikh Ahmad Yasin, lelaki tua dan lumpuh itu adalah keajaiban cinta. Ia hanya seorang guru mengaji. Tapi dialah sesungguhnya guru spiritual yang menyalakan api jihad di Palestina. Ia tahu, perjuangan Palestina telah dinodai para oportunis yang menjual bangsanya. Tapi ia tetap harus melawan. Lumpuhnya bukan halangan. Maka ia pun meniup nafas nafas cintanya pada bocah bocah Palestina yang ia ajari mengaji. Dari tadarus qur’an yang hening dan khusu’ itulah lahir generasi baru di bawah bendera Hamas. Palestina memang belum merdeka. Tapi ia telah merampungkan tugasnya: perang telah dimulai. Ketika akhirnya ia syahid juga, itu hanya jawaban Allah atas doa-doanya.
Lelaki tua itu mengingatkanku pada syair Iqbal:
Tak berwaktu cinta itu, kemarin atau esok terlepas daripadanya
Tak bertempat ia, atas dan bawah terlepas daripadanya
Bila ia mohon pada Tuhan akan keteguhan dirinya
Seluruh dunia pun menjadi gunung, dan ia sendiri penunggang kuda
Sejarah adalah catatan keajaiban. Tetapi cinta adalah rahasianya. Cinta adalah saat kegilaan jiwa. Begitu cinta merasuki jiwamu, kamu jadi gila. Begitu kamu gila energimu menjadi berlipat-lipat, lalu membulat, mendidih bagai kawah yang siap meledak dan membakar semua yang ada disekelilingnya. Begitu energimu meledak, sebuah keajaiban tercipta. Begitulah aturannya: keajaiban keajaiban yang kita temukan dalam sejarah tercipta dalam saat saat gila itu.
Legenda keadilan Umar bin Khatab adalah keajaiban. Tafsirnya adalah cintanya pada Allah dan rakyatnya telah menjadi ruh kepemimpinannya. Legenda perang Khalid bin Walid adalah keajaiban. Tafsinya juga begitu, karena ia lebih mencintai jihad ketimbang tidur bersama seorang gadis cantik di malam pengantin. Hasan Al banna adalah legenda dakwah yang melahirkan kebangkitan Islam modern. Tafsirnya juga begitu, kerena ia lebih mencintai dakwahnya di atas segalanya.
Saat cinta adalah saat gila. Saat gila adalah saat keajaiban. Bumi bergetar saat sejarah mencatat keajaiban itu. Iqbal menyebut saat cinta itu sebagai saat jiwa itu sadar-jaga.
Apabila jiwa yang sadar-jaga terlahir dalam raga,
Maka persinggahan lama itu, ialah dunia, gemetar hingga ke dasar-dasarnya.
bila engkau tak mampu menjadi pohon pinus di
puncak bukit jadilah saja belukar di dasar lembah
akan tetapi jadilah belukar yang terindah di sana
bila engkau tak kuasa menjadi belukar
jadilah saja sejumput rumput dan perindahlah
sepanjang tepian jalan raya
bila tak kuasa menjadi rumput kesturi
jadilah rumput ilalang
namun jadilah rumput ilalang yang terelok di
tepian telaga
tidak semua dari kita adalah nakhoda
ada yang mesti bertindak sebagai awak kapalnya
ada tugas masing-masing yang harus ditunaikan
terdapat pekerjaan besar terdapat pula yang kecil
tetapi tugas terdekatlah yang mesti segera
dituntaskan
bila engkau tak mampu menjadi jalan raya
jadilah saja jalan setapak
bila engkau tak mampu menjadi matahari
jadilah saja bintang di langit
bukan besar atau kecil yang membuat engkau
menggenggam keberhasilan atau menangisi
kegagalan,
jadilah yang terbaik siapa pun engkau
adanya…………………
“Jika kau tak dapat menjadi pohon meranti di puncak bukit
jadilah semak belukar di lembah,
Jadilah semak belukar yang teranggun di sisi bukit
Kalau bukan rumput, semak belukar pun jadilah
Jika kau tak boleh menjadi rimbun, jadilah rumput
dan hiasilah jalan dimana-mana
Jika kau tak dapat menjadi ikan mas, jadilah ikan sepat
tapi jadilah ikan sepat di dalam paya
Tidak semua dapat menjadi nahkoda,
lainnya harus menjadi awak kapal dan penumpang
Pasti ada sesuatu untuk semua
Karena ada tugas berat, ada tugas ringan
Diantaranya dibuat yang lebih berdekatan
Jika kau tak dapat menjadi bulan, jadilah bintang
Jika kau tak dapat menjadi jagung, jadilah kedelai
Bukan dinilai kau kalah ataupun menang
Jadilah dirimu sendiri yang terbaik”
Douglas Mallock
Ya, puisi diatas adalah dari salah satu buku motivasi yang berjudul “Dare to be Fail”.
Buku tersebut bercerita tentang kegagalan-kegagalan dan kelemahan-kelemahan yang membuat seseorang akan menjadi lebih kuat, lebih bijak, lebih sukses dalam menjalani hidupnya selanjutnya.
“Orang yang hanya hidup untuk dirinya,
ia akan hidup kecil dan
mati sebagai orang kerdil
Orang yang hidup untuk orang lain
ia akan hidup besar mulia lagi tidak
dikenal ”mati”
Semoga semakin bertambah usia kita
Semakin banyak pula yang merasakan
adanya kita.”
Sebaik-baik di antara kalian adalah
yang paling bermanfaat bagi orang lain....
Monday, December 1, 2008
::SPAQ::
Qudama'
Jaulah ke perlis, diri ini sempat menziarahi sebuah family aktivis masyarakat sejak zaman muda yang sudahpun mempunyai anak-anak juga cucu... alhamdulillah... satu contoh marhalah kedua (baitul muslim) yang menyumbang kearah jamaa'ah muslim...doaku moga diri ini dan diri-diri lain juga akan dapat melangkah ke marhalah ini dengan penuh ketakwaan dan kebijaksanaan... Mahabbah Wa Rahmah Wa Rabbun Ghafuur...amin. Juga sempat menyantuni kelompok masyarakat kampung dan kelompok masyarakat taman. Apa yang dapat dikatakan adalah kita sering dianugerahkan oleh Allah dengan berbagai pilihan, untuk mengukur yang mana baik, yang mana buruk... terpulang pada diri untu memilih samada untuk kebaikkan atau keburukan pada diri, pada keluarga, pada masyarakat, pada negara, atau pada ummah seluruhnya. Dan ianya juga bergantung pada tahap pemahaman agama dan fikiran diri seseorang. Tapi ketahuilah yang Allah telah mengilhamkan dalam jiwa-jiwa jalan ketakwaan dan kefasikkan, beruntung bagi yang menyucikannya dan merugi bagi yang mengotorinya. Mana yang anda pilih? Tepuk dada, tanya iman, cuci hati, tanya akal...
Ar-Rad 13 :17
Jika berhasrat untuk sama-sama membantu untuk mengedaran bahan-bahan SPAQ, bolehlah men'download' di laman link dibawah... Selamat beramal =)
Risalah SPAQ November 2008
Bantulah kami menyebarkan risalah. Klik dan download melalui salah satu link di bawah
http://w1.uploadmb.com/dw.php?id=1227754409
[URL=http://w1.uploadmb.com/dw.php?id=1227754409]Risalah SPAQ 5 November.pdf[/URL]
http://donationmuslim.googlepages.com/RisalahSPAQ5November.pdf
Thursday, November 13, 2008
::bengkel dakwah::
Bengkel Dakwah
Sheikh Yusuf Estes,
bekas Paderi dan Pendakyah Kristian dari Texas, US
Tarikh : 16hb Nov 2008 (Ahad).
Waktu : 8.30 pagi - 1.30 tengahari.
bersebelahan dengan Masjid Al Malik Khaliq USM,Pulau Pinang.
Kepada yang berminat, sila sms nama dan no IC ke 019-411 5665 (Bro Kamarudin) atau pun menghantar emel (nama, no IC dan no telefon) ke ipsi7@streamyx.com
Wednesday, November 12, 2008
::Khitbah usia muda::
Duit tak ada, tapi hati mahu kahwin!
Maszlee Malik
Sabda Rasulullah SAW: "Wahai orang-orang muda, sesiapa yang mempunyai kemampuan di kalangan kamu, hendaklah mereka berkahwin. Sesungguhnya ia lebih menjaga pandangan. Barangsiapa yang tidak mampu, hendaklah mereka berpuasa, sesungguhnya ia adalah perisai" (H.R. al-Bukhari)
Antara keluhan yang sering diluahkan oleh para siswa-siswi di IPT ialah tidak mempunyai kemampuan untuk berkahwin. Tuntutan naluri muda mereka menyeru mereka untuk berkahwin. Persekitaran yang diwarnai oleh kefasadan dan maksiat juga menuntut mereka untuk menghalalkan perhubungan berlainan jenis yang merupakan sifat tabi'i manusia. Kajian-kajian oleh sesetengah pihak dan juga laporan-laporan media membuktikannya. Samada hasil kajian yang pernah didedahkan oleh akhbar kosmo pada awal tahun 2006, mahupun apa yang telah dilaporkan oleh NST pada 18 Ogos 2006. Kesemuanya membuktikan kemelut yang sedang dihadapi oleh para siswa dan siswi di IPT-IPT. Sayang sekali, kemampuan material mereka tidak membenarkan pernikahan dilangsungkan di alam pengajian. Ibubapa moden yang berfikiran materialistik dan kolot juga menjadi penghalang utama. Bagi para ibubapa, anak-anak mestilah menghabiskan pengajian, mestilah mempunyai kerja yang tetap dan kukuh, membeli kereta, barulah anak-anak tersebut boleh berkahwin. Akhirnya, anak-anak di IPT bergelumang dengan dosa berpacaran dan berkhalwat yang dilarang oleh Allah SWT.
Adakah kemampuan untuk bernikah terletak pada kerjaya, segulung ijazah, kereta, ataupun gaji yang lumayan?
Menurut jumhur ulama, kemampuan yang dimaksudkan oleh hadis di atas adalah kemampuan untuk membayar mahar (mas kahwin dan bukan hantaran). Mahar boleh di dalam pelbagai rupa. Ada sahabat yang memberikan mahar hanya dengan sebentuk cincin besi sahaja. Malah ada yang memberikan mahar di dalam bentuk surah al-Quran yang mereka hafal. Apa yang menjadi persoalan utamanya, institusi kekeluargaan itu mesti dipopularkan. Usaha untuk memudahkan pembentukan sebuah institusi kekeluargaan itu adalah satu kewajipan di dalam mana-mana komuniti. Perhubungan secara halal akan dapat mengelakkan banyak masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Sayang sekali jika usaha pembentukan mahligai yang suci ini sentiasa dihalangi oleh batas-batas material yang kita sendiri ciptakan.
Ibn al-Qayyim pula mempunyai pentafsiran yang lebih ekstrim berhubung "kemampuan" yang disebutkan oleh hadis tersebut. Bagi beliau, kemampuan yang dimaksudkan ialah "kemampuan fizikal". Oleh yang demikian, barangsiapa yang tidak mempunyai kemampuan "fizikal" untuk menjalankan tanggung jawab sebagai suami, hendaklah mereka berpuasa untuk menjana kekuatan "dalaman". Walau bagaimanapun, ini bukanlah pendapat yang popular. Pendapat jumhur ulama mengenai kemampuan yang ditafsirkan sebagai kemampuan untuk membayar mahar merupakan pendapat yang kuat.
Penentuan mahar
Antara persoalan yang mungkin timbul lewat perbincangan mengenai mahar ialah, milik siapakah "penentuan mahar" tersebut. Adakah ianya milik si dara, ataupun bapanya. Di dalam pengamalan masyarakat Melayu dari dahulu lagi, si bapalah yang menentukan kadar mahar si gadis. Jika mereka letakkan terlalu murah, nanti ada yang megatakan, anak gadisnya terlalu murah. Jika mereka letakkan terlalu mahal, nanti ada pula yang mengatakan, mereka menjual anak. Maka adat dan harga pasaran tempatanlah yang menjadi ukuran. Apa yang penting, mahar adalah hak mutlak si bapa untuk menentukannya. Lazimnya di Malaysia, orang utara terkenal dengan mahalnya mahar, orang Pantai Timur terkenal dengan mahar yang rendah, manakala orang di tengah dan selatan mengukurnya mengikut keadaan keluarga dan juga kebiasaan saudara mara. Adakah ini bertepatan dengan Islam?
Di dalam Islam, si gadislah yang mempunyai kuasa mutlak ke atas maharnya. Si gadis mempunyai kuasa penuh untuk menentukan jumlah mahar yang beliau kehendaki. Walaupun al-Quran dan al-Sunnah tidak menghadkan harga siling untuk mahar, namun Rasululah SAW menasihatkan anak-anak gadis agar tidak meletakkan mahar yang terlampau tinggi. Gadis-gadis yang menuntut mahar yang rendah dipuji oleh Rasulullah SAW. Perkara seumpama ini tidak berlaku di Malaysia kita, malah ianya juga tidak berlaku di kebanyakan negara-negara Islam. Uruf atau adat yang banyak memainkan peranan. Si bapa yang mempunyai kuasa dominan sering berperanan untuk menentukan jumlah mahar anak-anak gadis mereka. Kebiasaannya, ianya diukur menurut jumlah kos perbelanjaan perkahwinan yang terpaksa mereka tanggung.
Isu yang cuba diketengahkan di sini ialah, adakah perletakan mahar yang tinggi sesuai untuk warga IPT?, ataupun kita terus akur dengan adat lantas menghalang anak-anak di IPT daripada berkahwin, semata-mata kerana halangan mahar yang tidak mampu untuk mereka bayar?
Berterusanlah anak-anak di IPT di dalam gelombang maksiat di atas nama coupling dan kebebasan individu.
Cara mengatasinya
Jika benar para siswa dan siswi ingin mengelakkan diri dari melakukan maksiat dan berniat untuk menghalalkan perhubungan mereka, mereka hendaklah bernikah. Itulah sahaja penyelesaiannya. Seumpama tema NOKIA, "Nokia – connecting people", kita mengatakan "NIKAH – Connecting people". Alasan yang sering diungkapkan ialah "Duit tak ada, tapi hati mahu kahwin..."
Apakah tiada solusi yang praktikal di dalam hal ini?, tidak!, solusinya ada, Cuma kesungguhan yang tiada. Apakah solusinya?
1. Peranan Jabatan-jabatan agama dan pusat-pusat zakat
Salah seorang siswa pernah mengadukan kerenah birokrasi yang dihadapi beliau untuk bernikah di zaman pembelajaran. Jabatan-jabatan agama bagaikan tidak menggalakkan anak-anak IPT bernikah dengan mudah. Mungkin mereka lebih gemar untuk mengendap dan memberkas pasangan yang berkhalwat daripada menggalakkan anak-anak muda bernikah. Imam-imam dan para kadi juga nampaknya kurang "jantan" di dalam perkara ini. Majoriti mereka lebih takutkan prosedur dan juga apa yang termakstub di atas kertas berbanding dengan apa yang tertulis di dalam al-Quran dan sunnah. "Saya tidak ada kuasa, nanti saya yang akan kena dakwa!", merupakan ungkapan-ungkapan yang biasa didengari dari mulut para imam dan kadi yang diminta untuk memudahkan urusan perkahwinan anak-anak muda IPT yang tidak dapat melalui proses birokrasi yang konvensional.
Pernah berlaku, seorang muallaf yang ingin bernikah tetapi tidak mendapatkan surat pengesahan masuk Islam dari negara asalnya telah dihalang daripada berkahwin oleh seorang jurunikah di ibu negara. Muallaf tersebut telah membandingkan proses perkahwinan yang jauh lebih mudah di negaranya yang kafir melalui khidmat gereja berbanding dengan proses pernikahan di Malaysia "Darul Islam" ini. Bukan sekali, sepanjang umur saya yang masih muda ini, sudah dua tiga kali para muallaf mengadukan hal yang sama. Lebih parah, ada di antara juru nikah yang tidak berani menikahkan sepasang muallaf hanya kerana tiada surat sokongan dari bapa si gadis yang bukan Islam. Mungkin gambaran ini hanya segelintir kerenah yang terpaksa dihadapi oleh anak-anak muda bila berhadapan dengan kerenah birokrasi jabatan-jabatan agama dan juru nikah-juru nikah. Realitinya mungkin lebih banyak lagi masalah yang mereka hadapi. Tidak hairanlah mereka mengambil jalan yang mudah, iaitu dengan berzina atau bersekedudukan mahupun berpacaran yang jauh lebih mudah. Malangnya, di dalam kes mengendap dan mencekup pasangan yang berzina dan berkhalwat, personel-personel agama ini akan beriskap pro-aktif!
Sewajarnya jabatan-jabatan agama dan personel-personel agama ini memudahkan proses perkahwinan anak-anak muda. Lebih baik lagi jika disediakan satu pakej perkahwinan IPT di mana prosesnya dimudahkan dan diberikan bonus serta saguhati. Bukankah di dalam usul al-fiqh ada kaedah "fath al-dharai'" (membuka jalan-jalan kebaikan). Bukankah juga kaedah fiqh juga ada yang mengatakan "al-wasilah yak hudhu hukmu al-ghayah" (hukum kepada jalan yang membawa kepada sesuatu perkara adalah mengikut hukum matlamatnya). Rasulullah SAW juga ada bersabda: "Penunjuk jalan kebaikan akan mendapat pahala seperti pembuatnya".
Jabatan-jabatan agama juga sepatutnya tidak hanya mengadakan kursus-kursus perkhawinan, tetapi juga hendaklah menganjurkan kursus "promosi perkahwinan" dan juga "karnival nikah" seperti karnival membeli belah. Eksperiman Jabatan Agama Wilayah menganjurkan perkahwinan beramai-ramai patut dicontohi oleh semua jabatan agama di seluruh Malaysia. Pusat zakat juga sepatutnya bekerjasama dengan jabatan-jabatan agama agar dapat mengurangkan beban mahar yang terpaksa ditanggung oleh pasangan-pasangan muda ini. Upacara perkahiwnan beramai-ramai ataupun "karnival nikah" ini juga sepatutnya dijadikan upacara penarik pelancong. Laksanakan ia di Dataran Merdeka ataupun di dataran KLCC agar ianya benar-benar dijadikan sebagai karnival. Biarlah seluruh negeri melakukannya, biarlah ianya menjadi lebih hebat dari "Jom Heboh". Rasanya, kerjasama TV3 juga perlu, mungkin mereka juga boleh menjadikannya sebagai acara "Nikah Heboh". Karnival tersebut jangan hanya diserikan dengan acara nikah dan makan sahaja, tetapi pameran, forum perdana, ceramah, persembahan nasyid dan sketsa serta jualan murah barang-barang keperluan harian untuk keluarga juga patut dijadikan acara sampingan.
2. Peranan IPT
Jika ada IPT yang hendak diberikan penghormatan mengenai usaha menggalakkan perkahwinan para penuntutnya, markah yang penuh wajar diberikan kepada UIAM. Semenjak dahulu lagi UIAM menggalakkan siswa dan siswi bernikah dengan memberikan saguhati kepada mereka. Mungkin jumlah yang diberikan itu tidak lah dapat menampung sepenuhnya mahar yang tinggi di Malaysia, namun ianya akan dapat menampung serba sedikit bebanan itu. Diharapkan agar saguhati yang diberikan itu dapat digandakan di masa-masa hadapan demi mengurangkan gejala maksiat di kalangan siswa dan siswi yang kini tidak mengenal sempadan. IPT-IPT lain juga wajar mencontohi UIAM di dalam hal ini.
IPT-IPT juga wajar menganjurkan karnival nikah untuk mengurangkan perbelanjaan kenduri kahwin oleh para pasangan muda. Jadikan ia acara tahunan. Pusat zakat juga boleh memainkan peranan mereka untuk membantu IPT-IPT di dalam menjayakan hal ini. Saguhati atau bonus juga sepatutnya diberikan kepada pasangan-pasangan yang berjaya mendapat keputusan yang cemerlang di dalam peperiksaan mereka. Sebagai contoh, mereka yang mendapat CGPA melebihi 3.5, bonus daripada HEP akan diberikan. Melalui cara yang sedemikian, masalah penurunan prestasi belajar siswa dan siswi yang telah berkahwin akan dapat diatasi. Blok asrama untuk kelamin juga wajar diwujudkan untuk mengurangkan kos sewa rumah di kalangan pasangan-pasangan muda di IPT.
Yakinlah, jika perkara seperti ini tidak dilakukan, gejala maksiat akan semakin berleluasa di masa hadapan. Lebih ditakuti lagi, apabila maksiat sudah dipandang biasa dan sudah menjadi norma. Pada waktu itu, masyarakat yang wujud akan menjadi masyarakat yang bobrok serta punah. Jika IPT-IPT tidak mengambil inisiatif pun, akan sentiasa terdapat pasangan siswa dan siswi yang akan menggunakan cara lain untuk bernikah. Kelazimannya, Golok akan menjadi destinasi terkahir mereka untuk menghalalkan perhubungan cinta yang sudah tidak dapat dibendung dan dihalang.
3. Simpanan khas
Para siswa dan siswi tidak sewajarnya hanya mengharapkan pihak lain melakukan sesuatu sahaja. Mereka perlu bersikap pro aktif. Para siswa dan siswi sepatutnya telah mula merancang kehidupan mereka di masa hadapan semenjak hari mereka mengakhiri peperiksaan SPM. Satu akaun khas untuk kehidupan masa depan wajib diusahakan. Pastikan sejumlah daripada segala pendapatan bulanan dimasukkan ke dalam akaun khas tersebut. Lebih baik jika ianya dimulakan lebih awal daripada itu. Bukan hanya pihak siswa sahaja, malah pihak siswi pun sepatutnya juga mempunyai usaha yang sama. Pastikan segala duit perolehan hasil durian runtuh juga dimasukkan ke dalam akaun khas berkenaan. Usaha sebegini akan memberikan keyakinan kepada ibubapa bahawa anak-anak mereka sudah matang dan mempunyai wawasan.
Kebiasaannya ibubapa ragu-ragu tentang kematangan anak-anak. Mereka masih lagi risaukan tahap pemikiran dan kematangan anak-anak mereka. Turut silap juga ialah anak-anak juga yang tidak menunjukkan kesungguhan dan kematangan. Para ibubapa tidak dapat melihat bukti yang anak-anak mereka benar-benar mampu untuk berdikari. Perkara sebaliknya jika mereka mendapati anak-anak tersebut telah mempunyai perancangan dan mempunyai wawasan. Kematangan anak-anak akan segera dapat dihidu. Amat mengecewakan ramai di kalangan siswa dan siswi yang ingin berkahwin tetapi tidak mempunyai perancangan yang teliti dan boleh dipercayai. Lebih mengharukan lagi jika mereka hanya beriya-iya hendak kahwin di mulut sahaja, tetapi tidak bersikap matang di dalam tindakan. Di dalam hal ini jangan dipersalahkan ibubapa yang bersikap konservatif, salahkan diri sendiri dahulu. Moralnya, mulalah mengumpul duit dari sekarang!
4. Pendapatan sampingan
Di pasaran kini, buku-buku mengenai mencari duit tambahan akan laku seperti goreng pisang panas. Buku-buku karangan Robert Kiyosaki, Azizi Ali, dan lain-lain tokoh dalam dan luar negara menjadi "best seller". Mengapa?, kerana tuntutan hidup di era globalisasi ini memaksa kita mencari pendapatan sampingan. Begitu juga halnya dengan para siswa dan siswi. Apabila disebutkan pendapatan sampingan, jangan hanya terbayangkan restoran-restoran makanan segera sahaja. Zaman kini adalah zaman "outsourcing". Kebanyakan projek-projek yang dilaksanakan oleh syarikat-syarikat besar akan dibahagi-bahagikan kerjanya kepada syarikat-syrikat kecil yang lain. Bagi sesiapa yang pandai di dalam bidang grafik, reka bentuk, media, multimedia, peluang untuk mendapatkan pendapatan sampingan sentiasa terbuka luas. Hanya perlu rajin lebi sedikit sahaja.
Bagi yang pandai menulis dan melukis, mereka juga boleh menggunakan bakat tersebut untuk menjana pendapatan. Penjualan buku-buku, terutamanya novel dan cerpen kini menjadi begitu popular. Terokailah ia untuk mendapatkan pendapatan sampingan. Bagi yang tidak mampu untuk melakukan perkara-perkara yang telah disebutkan di atas, ruang motivasi, tiusyen, dan banyak lagi kerja-kerja akademik yang boleh mereka lakukan. Bagi sesiapa yang lebih rajin, carilah pensyarah-pensyarah yang sedang melakukan pengkajian dan juga penyelidikan. Kebiasaannya para pensyarah tidak akan cukup dengan seorang pembantu kajian (research assistant). Tawarkan khidmat anda, mereka pasti akan gembira untuk mengupah anda bekerja. Peluang perniagaan melalui khidmat-khidmat juga ruang yang boleh dieksplorasi oleh para siswa. Terdapat juga di kalangan siswa dan siswi yang terlibat dengan perniagaan MLM, tetapi risikonya tinggi. Perkara yang sering berlaku ialah waktu mereka akan dihabiskan dengan banyak untuk tujuan berkenaan. Mungkin perniagaan insurans lebih ringan daripada MLM.
Apa yang penting di sini, para siswa dan siswi hendaklah mula mengumpul duit untuk berkahwin melalui pendapatan sampingan. Usaha ini akan membantu para siswa dan siswi membina keyakinan di hati para ibubapa. Jikalaulah mereka beralasan anak-anak tidak mampu lagi untuk berkahwin kerana kelemahan di bidang material, maka jika siswa dan siswi tadi sudahpun mempunyai pendapatan sampingan, mereka akan mati hujah. Pengalaman mencari duit di alam kampus juga akan membantu para siswa dan siswi di dalam alam kerjaya mereka. Mereka akan menjadi lebih berdikari, berpengalaman dan lebih berkeyakinan untuk menempuhi kehidupan pasca kampus. Jika mereka ikhlas, Allah akan sentiasa membantu. Apatah lagi jika kerja-kerja itu dilakukan untuk menyahut seruan Allah dan RasulNya.
Kesimpulan
Tiada masalah yang Allah berikan kecuali di sana ada jalan penyelesaiannya. Di sebalik semua ujian dan cabaran ada hikmahnya. Kelebihan anak-anak Adam yang tiada pada makhluk lain adalah akalnya. Lontaran ide-ide di dalam artikel ini hanyalah sebahagian dari cetusan minda seorang pendidik. Para siswa dan siswi tentunya lebih kreatif dan lebih mengetahui hal keadaan mereka. Seperkara yang penting, para siswa dan siswi Muslim harus sedar tujuan kehidupan kita diciptakan. Kemuncak kehidupan seorang hamba ialah jika mereka dapat memastikan setiap detik dan saat di dalam kehidupannya berlandaskan syariat Allah. Pastikan juga redha dan juga cinta Allah yang menjadi buruan. Pernikahan adalah sebahagian daripada usaha untuk mendapatkan keredhaan Allah dan RasulNya. Perkahwinan juga merupakan wasilah untuk seorang hamba menjauhi larangan Allah. Perkahwinan juga akan dapat membantu para hamba untuk melalui setiap langkah di dalam hidupnya di atas naungan kecintaan Allah. Mengapa bertangguh lagi?, ayuh segera mulakan langkah!
Thursday, November 6, 2008
::CHILDCARE::
Pejabat (13’ 0” X 12’ 0”)
Bilik Rehat / Tidur / TV / CD (13’ 0” X 12’ 0”)
Tempat Bacaan (15’ 0” X 12’ 0”)
Tempat Study / Homework (15’ 0” X 12’ 0”)
Bilik Kelas (13’ 0” X 24’ 0”)
Bilik Solat / Bilik Persalinan (12’ 0” X 20’ 0”)
Tempat makan (15’ 0” X 12’ 0”)
Tempat permainan (12’ 0” X 20’ 0”)
Sinki
- Stor (7’ 0” X 6’ 0”) diubahsuai untuk dibuat tempat simpanan alatan dan barang permainan
- Dinding / cermin kaca
- Pintu yang ditutup
Tuesday, November 4, 2008
...langkah demi langkah...
::antara Ahli Panel yang hadir::
::hadirin dan sesi soal jawab::
Alhamdulillahirabbi l alamin. Dengan izinNYA jua, Interfaith Dialogue : Women In The Eyes of GOD,where do they stand, telah dapat berjalan dengan lancar di Hotel Seri Malaysia, Bayan Baru pada siang tadi, 1 Nov., Sabtu, jam 2.15 -5.30 petang.
Ianya telah dirasmikan oleh YB Ong Kok Fooi, Exco Pembangunan Wanita, Keluarga, Komuniti, Belia dan Sukan Kerajaan Negeri.( Sebelum pulang, YB Ong sempat menyatakan kesediaan pihaknya untuk menjadi Co-Organizer' dengan JIM bagi program-program seumpamanya di masa akan datang...).
Dialog yang bermanfaat tersebut telah dapat menarik minat hampir 100 orang dari pelbagai latarbelakang agama dan bangsa dengan menampilkan 4 orang ahli panel:
i. Dr Marina daripada Young Women’s Christian Association
ii. Ven. Lee Yew Kuan daripada Malaysian Buddhist Association
iii. Peguam V.Amareson, Pengerusi 'Propagation Committee' Penang Hindu Sangam
iv. Prof. Madya Dr. Harlina Halizah Hj. Siraj daripada Pertubuhan Jamaah Islah Malaysia ( pada masa 'mail' ini ditulis, dalam penerbangan pulang ke KLIA, semoga selamat tiba, InsyaAllah ).
Dialog tersebut telah dipengerusikan oleh Prof. Madya Dr. Munirah Ghazali.
Perbincangan berlangsung dengan penuh harmoni dalam tempoh 2 jam 30 minit beserta dengan soal jawab daripada hadirin.
Rakaman Dialog sepenuhnya telah dibuat oleh KRJ Motivation. Sesiapa yang berminat untuk mendapatkan salinan CD rakaman dialog, boleh lah berhubung dengan Sdr.Shahidan di no. tel.bimbit : 0194757447.
Di kesempatan ini, Wanita /JIM Pulau Pinang selaku penganjur bersama DMM JIMPP dan JIM Timur Laut serta mendapat kerjasama mantap daripada KARISMA USM dan KRJ Motivation ingin merakamkan ucapan Jazakumullah khairan kathira kepada semua pihak yang terlibat secara langsung atau tidak langung dalam menyumbang tenaga, wang ringgit, masa dan doa yang berpanjangan bagi memastikan dialog ini dapat dilaksanakan. Semoga Allah swt. menerima amal kita, InsyaAllah.
Wanita JIM Pulau Pinang
Sunday, October 26, 2008
::Buat Diri Yang Punyai Hati dan Akal::
—–Wahai Puteriku —- يا ابنتي
Oleh: Ali Ath-Thanthawi
Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang.
Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlan nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, dan kami tidak mengahasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.
Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya berada di tanganmu.
Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu : silakan masuk … ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : maling …! Tolong … tolong… saya kemalingan.
Demi Allah … dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.
Demi Allah … begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.
Demi Allah … ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan ! setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!
Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engakulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.
Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.
Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.
Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung belang, apabila akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang wanita bermoral.
Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita! Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk nikah tidak mendapatkan suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.
Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah, bila mereka tidak mau bertaqwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang maka beritahukan akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal. Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan simpati?
Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?
Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang sesat dan patut di dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.
Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita kini menjadi kepribadian muslimah yang benar, akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.
Perbaikan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat, malainkan dengan kembali ke jalan yang benar dari jalan yang semula kita lewati menuju kejelekan walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal, orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun) seorang wanita membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Istri tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di jalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria di sekolah, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia lupa bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu dengan lain dapat saling terangsang. Baik wanita, pria, atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.
Mereka yang menggembor-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah pembohong dilihat dari dua sebab :
Pertama : karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri mereka, memberikan kenikmatan-kenikmatan melihat angota badan yang terbuka dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang sama sekali tidak ada artinya, kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan yang lain yang kosong tanpa makna bagaikan gendang.
Kedua : mereka bohong oleh karena mereka bermakmum pada Eropa, menjadikan eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London, Berlin dan New york. Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas di sekolah, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau di kolam renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya dari timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walapun berupa kehormatan, kemuliaan,, kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan libido seksual, untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah, seperti Rusia yang tidak beragama, tidak pernah mendengar para ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?
Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka mendengar, saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya karena saya telah menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan kelezatan, akan tetapi saya berbicara kepada kalian, putri-putriku, wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau.
Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang alasannya, hak asasi, modernisme, emansipasi dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini tidak beristri dan tidak memiliki anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain untuk pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah dari empat gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan untuk putri-putriku.
Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan salain memperkosa kehormatan wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga martabat yang hilang tidak akan dapat diketemukan kembali.
Bila anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau menyingsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang engkau dapati mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang, mereka pun lalu pergi menelantarkan, persisnya seperti anjing meninggalkan bangkai yang tidak tersisa daging sedikitpun.
Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini jangan percaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun kan menjadi baik.
(wallahul musta’an).
Disarikan dari buku : “Wahai Putriku” Ali Thanthawi
Thursday, October 23, 2008
::Air Mata Keinsafan::
Agar menjadi insan berguna pada mata Ilahi?
Kenapa begitu sukar diri ini untuk menerima segala kebenaran yang diajarkan padaku?
Begitu hitamkah hati ku ini?
Begitu menggunungkah dosa diri ini?
Layakkah aku untuk meminta ampunanMu ya Allah?
Masih adakah ruang untuk hidayahMu bertapak dalam ruangan hati hitam ini ya Allah?
Kenapa begitu susah diri ini untuk mengalirkan air mata apabila disebut nama yang Maha Esa…?
Kenapa begitu berat air mata ini untuk mengalir mendengar nama Rasulullah s.a.w?
kenapa begitu jauh diri ini jika dibanding dengan para pejuang Islam yg lain?
Aku jua muslim yang sama-sama ingin melihat kebangkitan Islam….
Aku jua muslim yang bersama-sama melawan arus jahiliyah..
Tapi diri ini tetap ku rasakan masih sungguh jauh untuk menghampiri gerbang syurga-Mu ya Allah……
Tapi aku tidak sanggup dengan siksaan api neraka-Mu...
Ya Allah……Hinanya diri ku ini
Ya Allah…Kotornya diri ku ini
Ya Allah…Jijiknya diri ku ini
Ya Allah…Berilah hidayah padaku
Ya Allah…Janganlah Kau tinggalkan aku walau sesaat…
Pimpinlah aku dalam setiap detik perbuatanku…
Aku tidak sanggup jika Kau berpaling dari memandang diri ini…
Tidak sanggup ya Allah….
Segala-galanya aku berserah pada Mu…
Aku tidak apat membayangkan diriku tanpa pimpinan-Mu ya Allah…
Aku tidak sanggup menjadi sehina-hina manusia pada pandangan-Mu…
Astaghfirullahalazim…
Ampunilah aku dalam setiap kejahilan dan kelekaanku….
Hanya pada Engkau aku bergantung dan mengharap segala-galanya….
Air mata membasahi pipi….
Adakah ini air mata keinsafan???
Ini adalah air mata kehinaan yang melanda diri ini…
Diri ini sedih dengan apa yg telah hambaMu ini lakukan….
Aku ingin meminta sesuatu dari Mu..
Tapi aku sungguh malu padaMu ya Allah..
Aku teringat perjuangan Hassan Al-Banna..
Aku sangat mengagumi perjuangan beliau…
Aku mengagumi perjuangan Syed Qutub…T
api ya Allah…aku malu ya Allah untuk menyatakannya…
Masih layakkah diri ini menyebut nama Hassan Al-Banna? Nama syed Qutub?
Masih tersisakah pejuang sepertinya untuk diri ini….
Malunya aku ya Allah dengan permintaan ini...
Aku tidak layak memikirkan tentangnya..
Wanita seperti manakah yang Kau pilihkan untuk mereka…?
Wanita yang bagaimanakah yang telah Kau pilih untuk melahirkan mereka?
Semestinya seperti Zainab Al-Ghazali dan mereka yang seangkatan dengan beliau…
Aku ingin sekiranya boleh mendampingi orang-orang sekaliber mereka.
Seorang yang hidupnya semata-mata untuk Allah.
Mereka tak tergoda rayuan harta dan benda apalagi wanita.
Aku ingin sekiranya boleh menjadi seorang ibu bagi mujahid-mujahid seperti Hassan Al-Banna.
Masih tersisakah mujahid seperti Al-Banna untukku ya Allah…?
Layakkah diri ini untuk menjadi peniup semangatnya?
Aku sungguh malu menyatakannya ya Allah…
Sungguh hina diri ini…sungguh kotor diri ini…
Sungguh lemah diri ini untuk mujahid seperti mereka…
Air mata ini jika dialirkan hingga titisan terakhir,namun ia masih tidak mencukupi untuk menyatakan rasa bersalah dengan dosa-dosa diri ini yang menggunung tinggi...
Ya Allah…..Pimpinlah daku…
Janganlah Kau tinggalkan aku walau sesaat cuma
Aku tidak sanggup dibiarkan dlm lumpur dosa2 hina….
Ampunilah aku ya Allah….
Astaghfirullahalazim…
Astaghfirullahalazim…
Astaghfirullahalazim…
Air Mata Keinsafan
www.iLuvislam.com
editor: kasihsayang
Monday, October 20, 2008
tolong sampaikan pada SIDIA...
Tolong sampaikan pada si dia…
Tolong beritahu si dia, aku ada pesanan buatnya..
Tolong beritahu si dia, cinta agung adalah cintaNya..
Tolong beritahu si dia, cinta manusia bakal membuatnya alpa..
Tolong nasihati sia dia, jangan menyintaiku lebih dari dia menyintai Yang Maha Esa..
Tolong nasihati si dia, jangan mengingatiku lebih dari dia mengingati Yang Maha Kuasa..
Tolong nasihati si dia, jangan mendoakanku lebih dari dia mendoakan ibu bapanya..
Tolong katakan pada si dia, dahulukan Allah kerana di situ ada syurga..
Tolong katakan pada si dia, dahulukan ibu bapanya kerana di telapak itu syurganya..
Tolong ingatkan si dia, aku terpikat kerana imannya bukan rupa..
Tolong ingatkan si dia, aku lebih cintakan zuhudnya bukan harta..
Tolong ingatkan si dia, aku kasihinya kerana santunnya..
Tolong tegur si dia, bila dia mula mengagungkan cinta manusia..
Tolong tegur si dia, bila dia tenggelam dalam angan-angannya..
Tolong tegur si dia, andai nafsu mengawal fikirannya..
Tolong sedarkan si dia, aku milik Yang Maha Esa..
Tolong sedarkan si dia, aku masih milik keluarga..
Tolong sedarkan si dia, tanggungjawabku besar kepada keluarga..
Tolong sabarkan si dia, usah ucap cinta di kala cita-cita belum terlaksana..
Tolong sabarkan si dia, andai diri ini enggan dirapati kerana menjaga batasan cinta..
Tolong sabarkan si dia, bila jarak mejadi penyebab bertambah rindunya..
Tolong pesan padanya, aku tidak mahu menjadi fitnah besar kepadanya..
Tolong pesan padanya, aku tak mahu menjadi punca kegagalannya..
Tolong pesan padanya, aku membiarkan Yang Esa menjaga dirinya..
Tolong khabarkan pada si dia, aku tidak mahu melekakan dia..
Tolong khabarkan pada si dia, aku mahu dia berjaya dalam impian dan cita-citanya..
Tolong khabarkan pada si dia, jadilah penyokong dalam kejayaanku..
Tolong sampaikan pada si dia, aku mendambakan cinta suci yang terjaga..
Tolong sampaikan pada si dia, cinta kerana Allah tidak ternilai harganya..
Tolong sampaikan pada si dia, hubungan ini terjaga selagi dia menjaga hubungan dengan Yang Maha Kuasa..
Tolong sampaikan kepada si dia kerana aku tidak mampu memberitahunya sendiri...
Hanya engkau Ya Allah mengetahui siapa si dia..
Moga pesananku sampai padanya walau aku sendiri tidak mengetahui siapa dan dimana si dia..
Moga dia sekuntum mawar yang sentiasa memuji keagungan Yang Maha Kuasa serta penuh terjaga mengikut perintah Tuhannya..
Simpanlah pesanan ku ini sehingga engkau bertemu diriku suatu hari nanti...
P/s - macam tak lame je lagi hoho.
Saturday, October 11, 2008
::Aidilfirti 2008::
"Din, Bila Kau Nak Balik Beraya Dengan Mak?
"www.iLuvislam.comoleh: Alang*
"Din, bila kau nak balik Malaysia ni? Mak dah lama benar tak nampak kau dalam rumah ni"."Din tak dapat cutilah mak tahun ni. Tengoklah, Din cuba usahakan balik hujung tahun ni, ya mak?", jawabnya lemah.
Dia mengeluh sekejap.
"Dah 3 tahun kau tak sambut raya kat rumah ni. Mak teringin nak kau ada kat sini waktu raya nanti. Mak bukan apa Din, mak sunyi kat sini," kata ibunya. Tersekat-sekat suaranya seolah menahan sebak di dada. "Sejak ayah kau dah tak ada, dah tak ada sapa-sapa lagi di rumah ni. Along selalu sibuk, tak habis-habis dengan kerjanya. Nak harap Angah datang bertandang ke sini, jauh sekali. Asyik dengan bininya saja. Tahun ni belum tentu lagi balik beraya di sini. Selalu sangat beraya di kampung bini dia. Si Hana jauh di UK sana belajar. Siapa lagi yang nak temankan mak ni Din".
"Mak, kalau Din boleh balik, memang Din balik rumah beraya tahun ni dengan mak. Tapi Din kerja jauh mak. Rezeki Din ada kat sini. Mak, Din janji dengan mak, Din minta cuti sebulan hujung tahun ni. Din balik M'sia dan duduk dengan mak untuk sebulan. Ya mak?".
Itu saja yang mampu dia katakan pada ibunya.Hari ini tinggal lagi seminggu untuk umat Islam menyambut Aidilfitri. Din masih lagi sibuk dengan tugasannya di pejabat. Kadang-kadang dia habiskan seharian suntuk di pejabat. Bidang tugasnya sebagai jurutera ternyata menghalang dia untuk bersenang-senangan seperti kawan-kawannya yang lain. Kebetulan dia telah pun ditugaskan untuk mengurusi satu projek baru. Lelah dirinya apabila terlalu banyak perkara yang perlu dia bereskan.
"Hello Along, assalamualaikum"."Hello...haa..apa citer kau telefon ni? Kau balik tak raya ni, Lang?".
"Insya Allah balik. Tapi kau jangan cerita pada mak pulak pasal ni. Saja aku nak buat surprise kat mak," balas Din."Kau jangan Lang. Mak tu bukannya sihat sangat sejak dua menjak ni. Karang kau tiba-tiba tercegat depan pintu rumah tu, mati terkejut mak nanti!".
"Aishh, ada ke situ pulak. Nak sangat ke mak mati?!", Din meninggikan suaranya sedikit.
"Idak ler, tapi sekurang-kurangnya kau bagi tahu pada mak dulu. Jangan nak buat terkejut-terkejut ni. Kau pun tahu perangai mak, bukannya suka sangat terkejut ni," jelas Along.
"Haa, iya lah..iya lah. Eh, mak ada tak? Aku nak cakap dengan mak kejap"."Haa, kau tunggu kejap. Aku panggil mak," balas Along lagi.
"Hello Din, ni mak ni". Sedikit-sedikit terdengar di cuping telinga Din suara ibunya serak.
"Mak, mak apa khabar?".
"Mak sihat ni. Batuk sikit-sikit. Agaknya badan mak sejuk gamaknya. Eh, ni apa cerita telefon rumah rajin sangat ni? Selalu telefon sebulan sekali ajer," soal ibunya.
"Saja ajer mak. Hari ni Din kurang busy sikit. Kebetulan terasa nak sembang dengan mak pulak hari ni".
"Oh ye ke? Haa Din, ingat tak si Hafizah anak Pak Wan depan rumah tu? Dia dah nak nikah lepas raya ni".
"Haa, Din ingat dia mak. Dia nikah dengan siapa mak? Alahai, rugilah Din macam ni mak! Dah la lawa budaknya tu. Putih gebu kan dia mak? Din baru ingat nak masuk mengurat anak makcik Ani tu," kata Din sambil tergelak-gelak. Geli hatinya bila dia menyebut tentang hal mengurat anak dara jirannya.
"Padan muka kau Din. Mak dah suruh dari dulu lagi tapi kau tak nak. Asyik sibuk memanjang pasal belajar. Kau ni pulak Din, bila nak kahwinnya? Umur dah nak masuk 30. Nak jadi bujang lapuk ke?", soal orang tuanya.
"Bujang lapuk pun famous mak. Macam P Ramlee tu kan mak? Mak tak nak ke anak bujang mak ni jadi famous?" sambung Din mengusik ibunya.
"Haa..mak tak nak kau jadi macam P Ramlee. Nak kahwin, biar kahwin bini seorang. Kita nak berlaki berbini ni, biarlah kekal sampai akhir hayat bersama. Tak ada bercerai-berai," panjang pula ibunya menyambung 'ceramah'.
"Alah mak! Din ni, nak cari seorang pun payah gila. Ni kan pulak nak bertambah-tambah bininya. Lagi pun mak, siapalah nak ke Din ni. Muka macam getah sekerap!", jawab Din.
Dia tertawa terkekeh-kekeh di hujung corong telefon. "Engkau ni kalau pasal merepek, memang nombor satu. Dari kecik sampai ke besar! Eh Din, mak sakit perut lah. Mak nak ke bilik air ni".
"Alaah mak. Nantilah dulu. Erm mak, hari raya dah dekat ni. Din nak minta ampun kat mak. Mintak ampun sangat-sangat. Din tak dapat balik cuti beraya. Halalkan makan-minum Din selama ni. Din cuma nak cakap, Din rindu sangat nak jumpa mak. Din janji dengan mak, hujung tahun ni Din balik M'sia. Din nak bawa mak balik kampung, gi ziarah kubur ayah sama-sama. Ya mak, ya?" kata Din. Dia cuba sedaya upaya menahan perasaan hibanya.
"Mak tahu kau kerja kat sana, Din. Mak tak paksa kau balik. Kau ada tanggungjawab kau di sana. Kalau ada salah silap kau dengan mak, dah lama mak ampunkan. Kau kan anak mak juga, sama macam Along, sama macam Angah dan Hana. Kau jangan risau semua tu. Kerja elok-elok sana. Jaga diri baik-baik, jangan lengah-lengahkan sembahyang tu. Itu ajer pesan mak", panjang lebar ibunya beri nasihat.Ringan sedikit rasa hati Din.
Sejuk hatinya bila mendengar tiap pesanan dari ibunya."Eh Din, mak ni sakit perut ni! Mak pergi bilik air dulu! Bercakap dengan kau ni, memang takkan sudah," ujar ibunya lagi.
"Haa..ya lah mak. Din letak dulu ya mak? Selamat hari raya mak! Assalamualaikum," balas Din. Tup. Talian telefon sudah pun diputuskan. Din cuma menggelengkan kepalanya sahaja.
*****28 Ramadhan, 1420.
Din sudah pun mengemaskan segala pakaian yang bakal dia bawa pulang. Segala dokumen perjalanan sudah pun diurusi sebaik mungkin. Dia sempat membeli-belah pada hari semalam untuk dibawa pulang sebagai ole-ole untuk adik-beradiknya. Din pun tak lupa membeli beberapa selendang sutera sebagai hadiah untuk ibunya. Hatinya sudah tidak sabar untuk kembali ke Malaysia. Dia juga membawa pulang seorang temannya untuk diperkenalkan kepada ibu di rumah nanti. Din mahu restu dari maknya sebelum dia meneruskan hubungannya dengan 'kawan'nya itu.Resah sungguh hatinya ketika berada di Newark International Airport.
"Ya Allah, janganlah delay flight lagi macam dulu," ngomelnya sendirian.
"Hey Din, are you okay?". Din terkasima sebentar.
"Yeah, I'm cool here. It's just that I don't feel easy about this. It has been quite sometimes I've been away from my family. A bit anxious here though!", balasnya lembut.
Din tetap tersenyum memandang temannya itu. "By the way Din, did you tell your brother to fetch us at the airport", soal temannya lagi.
"Oh yeah, yup. I told Along to be there at 10 am. I'm pretty sure by then we should be over with the immigration...".
"Flight MH90 from Newark to Kuala Lumpur is ready for boarding. All passengers are required to provide the tickets and IDs. Passengers will be called upon through their seat numbers. Row 33 till...."
Din bingkas bangun dari tempat duduknya. Hatinya sudah berasa tidak sabar untuk tiba ke tanahair.
"Lisa, shall we?". Lisa menganggukkan kepalanya.
Mereka berjalan segera menyertai barisan para penumpang yang bersedia untuk menaiki kapal terbang MAS. Senyuman di wajah Din tidak lekang sejak dia mula sampai ke lapangan terbang. Di hatinya terbayang reaksi wajah ibunya tatkala dia tiba di rumah nanti.
"Mesti mak suka aku balik ni," katanya sendirian.
"Welcome to Malaysian Airlines sir, ma'am".
Sudah hampir 21 jam mereka berdua berada di dalam kapal terbang. Sebentar lagi penerbangan MH90 akan mendarat di Lapangan Terbang Antarabangsa Kuala Lumpur, Sepang. Pemandangan bandar Kelang yang berbalam-balam dari langit tinggi membuatkan Din semakin tidak sabar untuk mencecahkan kakinya semula ke tanah. Dari jauh lagi dia sudah nampak menara KLCC yang tersergam indah. Begitu juga dengan Menara Kuala Lumpur. Tidak berhenti-henti dari tadi Din menceritakan tentang kehebatan bangunan KLCC kepada Lisa. Lisa cuma tersenyum kelat. Ah, barangkali dia penat dalam kapal terbang. Terperenyuk di kerusi berjam-jam, siapa yang tidak akan lesu.
Berkaca-kaca mata Din apabila dia melihat pemandangan KLIA dari tepi tingkat. Hatinya terasa begitu rindu sekali untuk melihat suasana di ibukota nanti. Ingin sekali dia menghirup udara Kuala Lumpur setelah bertahun-tahun meninggalkannya.Setelah selesai menguruskan urusan paspot dengan Pegawai Immigresen, Din dan Lisa segera meninggalkan kaunter Immigresen dan bersiap untuk menunggu bagasi mereka. Selepas itu keduanya berjalan menuju ke Balai Ketibaan. Dari jauh lagi Din sudah dapat mengenal kelibat Along yang diam berdiri. Dia nampak Along tersenyum, tapi senyumannya tidak seceria seperti yang sepatutnya.
"Assalamualaikum. Lama ke tunggu kita orang?", tanya Din.
"Wa'alaikumsalam. Tak lama sangat. Dah, tak usah berlengah lagi. Kita balik rumah terus ya?" ujar Along.
"Eh nanti dulu. Ni, perkenalkan, Lisa," kata Din.
Along menganggukkan kepalanya seraya menatap wajah Lisa. Lisa tersenyum.
"Lisa, this is my brother, Along". "Assalamu'aleikum, nice to meet you," katanya. Along sedikit terkejut.
"Oh Long, dia saudara baru kita. Okay, cepatlah, orang pun tak sabar nak jumpa mak ni," ujar Din lagi.Riak wajah Along segera berubah.
"Hmm..marilah. Cepat sampai, cepat kita jumpa mak," jawab Along.
Setibanya mereka di rumah, Din merasa hairan apabila melihatkan ramai orang berkumpul di halaman rumahnya. Ramai pula yang berketayap dan bersongkok hitam berhimpun seolah-olah ada keramaian. Hatinya mulai berdebar dan rusuh sekali.Kedengaran suara orang ramai membaca surah Yasin. Dia segera memandang Lisa dan abang sulungnya. Lisa sendiri keliru.
"Along, kenapa ni? Ada apa kat rumah kita ni Long?". Din nampak Angah bersongkok sedang sibuk mengedarkan naskhah Yasin kepada orang ramai. Along berpaling dan memandang wajah Din.
"Lang, mak kita dah tak ada. Mak sakit tenat sejak dari malam tadi. Katanya perutnya sakit. Aku bawak mak pergi ke hospital tengah malam tadi," jelas Along. Nyata di wajahnya kemurungan yang teramat sangat.Sejuk kepala lutut Din mendengarkan berita itu. Bergetar seluruh tubuhnya seolah-olah tidak mahu menerima berita kematian ibunya.
"Mak sakit apa Long?". "Aku tak tahu. Doktor beritahu pagi tadi, perut mak ada banyak asid sampai berlubang dinding perutnya. Kata doktor lagi, mak lambat sangat dapatkan rawatan di hospital. Ulser di perut dia jadi makin parah. Aku cuba telefon kau malam tadi tapi tak dapat," jawap Along.
Belum sempat Along menghabiskan kata-katanya, Din sudah pun segera berlari masuk ke dalam rumah. Ditinggalkannya bagasi di luar begitu saja. Dia nampak sekujur tubuh ibunya terbaring di ruang tamu dengan ditutupi oleh sehelai kain batik jawa. Angah bangun segera dari tempat duduknya. Din terduduk di hujung kaki jenazah ibunya. Tak mampu lagi rasanya untuk dia berdiri lebih lama lagi. Pak Long datang menghampirinya dan cuba menenangkan keadaannya. Din bungkam seketika. Dia seperti keliru. Pak Long angkat sedikit hujung kain batik sehingga mendedahkan wajah pucat ibunya. Air mata segera terhambur keluar dari celah-celah kelopak mata Din.
"Mak..Din dah balik rumah ni. Kenapa mak pergi dulu? Sampai hati mak pergi dulu. Kenapa mak tak tunggu Din sampai rumah," Din memeluk jenazah arwah ibunya. Beberapa orang jirannya menyeka air mata mereka melihatkan ratapan Din.
"Mak, Din bawa bakal menantu Mak. Nama dia Lisa, mak. Dia berhajat sangat nak jumpa dengan mak," rintih Din sambil dia mencium-cium wajah lesu dan kaku ibunya. Lisa berdiri tegak di pintu rumah.
Dia sendiri mengalirkan air mata melihatkan keadaan Din meratap hiba kehilangan satu-satunya orang tuanya itu. Along segera meminta isteri Angah mendapatkan Lisa dan bawa dia masuk ke dalam bilik.
"Din, mak kita dah balik dijemput tuhan. Usah kita ratap-ratapkan lagi. Terseksa roh mak nanti, Din. Kita doakan arwah mak bahagia di sana," kata Along lembut.
Din masih lagi tersedu-sedu. Dadanya terasakan sesak hingga dia berasa sukar untuk bernafas.
"Din, kau banyak-banyakkan mengucap. Bawak bertenang Din," sambung Pak Long pula.
"Mak...Din minta ampun mak sebab Din tak bagitau mak yang Din nak balik. Din mintak ampun mak sebab Din tak beraya dengan mak lama dah," keluhnya lagi.
Perlahan-lahan Din melepaskan pelukannya. Along dan Angah memapah Din ke tepi. Jiran tetangganya mulai menyambung bacaan surah Yasin yang terhenti tadi. Angah hulurkan senaskhah surah Yasin kepadanya. Din menolak pemberian abangnya itu. Dia sendiri membacakan surah Yasin dengan tanpa dibantu bahan bacaan ayat suci Al Quran itu. Air matanya masih mengalir. Semakin lama semakin deras. Sesekali dia menyeka air matai yang membasahi pipinya. Hatinya hancur sekali apabila dia menyedari hakikat yang ibunya tidak dapat lagi bersamanya lagi. Tamat sudah tempoh emak di bumi Tuhan.Kini sudah dua tahun emaknya kembali ke alam baqa. Setiap kali Ramadhan tiba ke penghujungnya, Din berasa sayu sekali kerana terkenangkan arwah ibu yang kini bersemadi jauh di dasar bumi itu. Lisa, yang kini menjadi isterinya, sangat-sangat memahami keadaan hati suaminya.
"Honey, let's go home. It's about time to break our fast," sapanya lembut. Din berpaling menghadap isterinya, di pipinya masih lagi basah dengan air mata. Dia menatap kedua mata biru milik isterinya dan sejurus kemudian, dia bingkas bangun dan mendapatkan anaknya yang didukung oleh Lisa.
"Yeah sure. We better get home before maghrib comes in," katanya seraya menghadiahkan sebuah ciuman ke pipi Lisa. Mereka berdua berjalan bergandingan tangan lalu meninggalkan kawasan perkuburan yang terbiar sepi dan sunyi itu.
::kenangan::
Nak cari apa?
yang selalu duk click
-
Sebelum ini, banyak yang saya dapat tahu dari orang lain (lisan @ pembacaan), tentang bahayanya air pepsi, coca cola, 100plus dan segala m...
-
Setibanya aku dari kampung halaman (23/6-28/6) ke sempadan kedah-penang, aku mendapat berita dari ayah mi yang menyatakan ayah za'im sak...
-
09 10 2009 Buku baru ke 23 Beberapa perancangan : Menetap di mana2 tempat yang ada terbiyah yang konsisten .1 Dapatkan kerja tetap .2 Baitul...
-
"Pagi dah menjelma, bersinar suria... hari pun cerah Burung-burung pula terbang sini sana, menyanyi riang... Bila hari petang, burung...
-
—–Wahai Puteriku —- يا ابنتي Oleh: Ali Ath-Thanthawi Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah ...
-
SALAM RAMADHAN... Alhamdulillah da masuk hari ke4 kita berpuasa, apa perkembangan amal n kebajikan anda? sedikit perkongsian... SOLAT TAHAJJ...
-
Surah Takathur diceritakan di dalam Al-Quran di dalam dua bentuk, iaitu amwaal dan/atau awlaad. Kedua-duanya bermaksud kelalaian dari mengin...
-
SEJARAH TINGKATAN DUA Ternyata perjuangan berabad lamanya orang Melayu bermula sejak kejatuhan Kerajaan Melaka, orang Melayu bersama sult...
-
Ketenangan itu dicapai melalui zikrullah. Namun zikrullah yang bagaimana dapat memberi kesan dan impak kepada hati? Ramai yang berzikir te...
::wanita::
DUHAI PUTERIKU.........
Keremajaanmu menyegarkan pandangan,
melimpahkan nyaman pada malam..
Cahaya keriangan di wajahmu adalah kilauan senjata yang menawan....
Madu yang menitiskan sarinya meresapkan manisnya dari bibir langsung ke hati adalah suara-suara lembut sang gadis...
Tertib dan sopanmu bagai hembusan angin yang menyamankan....
PUTERIKU.....
Dengan keremajaanmu...
kau bisa menakluk dunia dalam lalai dan leka
Tanpa kesedaran ....
DUHAI PUTERIKU....
Balikkanlah cermin di hadapanmu barang seketika ...
palingkanlah wajahmu barang sejenak...
Berkatalah dalam diri...
Kau bukan dilahirkan sebgai penggoda yang melekakan dunia...
Kesegaran dan kejelitaanmu adalah fana belaka..
Balutan gemerlap permata intan hanyalah hiasan...
Dongak dan lihatlah kerdipan bintang-bintang nun di langit...
Sedarlah...hidupmu ini hanya cebisan dari erti kehidupan...
Selamilah dasar hatimu dan bisiklah pada diri
Alangkah hinanya roh kita tanpa hiasan apa-apa...
PUTERIKU...
Berfikirlah untuk menjadi insan yang berguna agar seisi dunia merasakan rahmat kehadiranmu...
WAHAI PUTERI MUSLIMAH SEJATI ...
Salutilah tubuhmu dengan iman...
kerana ia sangat manis pada pandangan jua perhiasan...
Usah merasa resah lalu menyolek diri ...
inginkan wajah yang lebih indah...
Bersyukur dan berbahagialah dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT...
DUHAI MUSLIMAH TERPUJI...
Renung dan resaplah kekaguman serta kekuatan keyakinan bahawa hayatmu setiap detik di bawah naungan Allah SWT...
Kecintaan Ilahi melimpah dan melaut di segenap penjuru alam walaupun pada yang alpa erti kehidupan...
GADISKU...
Bersihkanlah hatimu...
kemanisan iman sukar dikecapi tanpa janji Tuhan...
Jannah itu bukan mimpi tapi realiti...
Dunia hanyalah persinggahan...
akhirat itu kekal abadi....