::bercinta sampai syurga::

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers Ops...minus 1 year =)

::our little sweetheart::

Lilypie - Personal pictureLilypie First Birthday tickers

Thursday, August 28, 2008

:: Ambang Merdeka ::

Tentatif Program FORCE 313


Tarikh : 30-31 Ogos 2008

Tempat : Lebuh raya pantai Butterworth

Bil peserta : 40 orang ( Dijangka akan bertambah )

Masa

Aktiviti

6.00 pm- 7.30 pm

Berkumpul di masjid USM dan bertolak ke Masjid Kubang Buaya, Bagan, Butterworth

7.30 pm-8.30 pm

Sampai dan solat maghrib di Masjid Kubang Buaya,

8.30-12.00 am

Sesi penerangan perjalanan program di lapangan dan pembahagian kumpulan.

12.00 -5.00 am

Bertolak ke lebuhraya pantai Butterworth

5.00 am-7.30 am

Kembali ke masjid Kubang Buaya dan sesi postmortem

7.30 am

Bertolak balik ke USM

Maklumat tambahan boleh rujuk pada artikel Force-313

Force-313

Dakwah umat Islam seharusnya disampaikan di lapangan masyarakat dalam meningkatkan keberkesanan serta menambah pengalaman. Sentiasa berada dalam zon selesa menyebabkan umat Islam hari ini pandai berpidato di dalam dewan-dewan kuliah, menghentam meja di kedai-kedai kopi, tetapi permasalahan umat Islam masih di takat yang membimbangkan tanpa sebarang pembaikan. Uslub (cara-cara) dakwah umat Islam sepatutnya lebih realistik serta sampai kepada golongan masyarakat yang memerlukan bimbingan serta didikan Islam yang sempurna. Pendekatan Rasulullah s.a.w. dalam berdakwah merubah masyarakat pemikiran dan sosial masyarakat Arab jahiliah melalui turun ke akar umbi (grassroot) masyarakat seharusnya digunakan dalam gerak kerja dakwah pada hari ini dalam memaksimakan makna dakwah tersebut.

Seringkali kita lihat poster-poster dan risalah-risalah yang mengharamkan budaya bercinta terutama kepada golongan remaja. Sebaran-sebaran ini kadang-kala tidak sampai kepada remaja-remaja yang disasarkan malah pengisian dalam sebaran-sebaran ini mungkin tidak dapat dihayati dan diterima sepenuhnya oleh masyarakat. Melihat kepada situasi ini, ditambah pula dengan tarikh sambutan Hari Kemerdekaan yang semakin dekat, PPMUSM sebagai gerakan pelajar telah diamanahkan untuk menguruskan mana-mana pelajar kampus yang berminat untuk menyertai Force-313 Dakwah Malam Merdeka yang akan dijalankan pada 30 Ogos 2008.

Force-313 mengambil semangat 313 orang tentera Islam dalam yang pertama iaitu Perang Badar. Namun, program ini bukanlah berorientasikan penguatkuasaan atau penangkapan mana-mana pasangan yang berdua-duaan pada malam tersebut, tetapi lebih kepada kaunseling serta mendekati dari hati ke hati golongan ini. Program ini diharapkan dapat mengurangkan aktiviti maksiat serta tidak bermanfaat dan bukanlah untuk menghukum atau memalukan mana-mana pihak. Program ini juga disertai oleh semua NGO Islam Pulau Pinang dalam mewujudkan kesedaran para penggerak gerakan Islam untuk turun ke lapangan masyarakat dan bergerak kerja dakwah terus kepada golongan masyarakat yang disasarkan.

Pendaftaran di peringkat kampus boleh dilakukan dengan menghantar NAMA, NOMBOR TELEFON, dan WAKIL PERTUBUHAN kepada saudara Saiful Afindi Sulaiman di 013-9900138 atau saudari Fairuz Liyana di 019-4450464.

Semoga sahabat-sahabat diberi kelapangan untuk sama-sama turun ke masyarakat akar umbi serta memahami keperluan masyarakat semasa. Wassalam.

Daripada Masyarakat Kepada Masyarakat

Sunday, August 24, 2008

:: HUKUM RINGKAS RAMADHAN ::

Menyambut Ramadhan, banyak acara digelar kaum muslimin. Di antara acara tersebut ada yang telah menjadi tradisi yang “wajib” dilakukan meski syariat tidak pernah memerintahkan untuk membuat berbagai acara tertentu menyambut datangnya bulan mulia tersebut. Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari kewajiban puasa yang ditetapkan syariat yang ditujukan dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah k. Hukum puasa sendiri terbagi menjadi dua, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Adapun puasa wajib terbagi menjadi


3: puasa Ramadhan, puasa kaffarah (puasa tebusan), dan puasa nadzar.

Keutamaan Bulan Ramadhan


Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur’an. Allah k berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).” (Al-Baqarah: 185)


Pada bulan ini para setan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka.
Rasulullah n bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِقَتْ أَبْوَابُ النِّيْرَانِ وَصُفِدَتِ الشَّيَاطِيْنُ

“Bila datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan dibelenggulah para setan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Pada bulan Ramadhan pula terdapat malam Lailatul Qadar. Allah k berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan hingga terbit fajar.” (Al-Qadar: 1-5)

Penghapus Dosa

Ramadhan adalah bulan untuk menghapus dosa. Hal ini berdasar hadits Abu Hurairah z bahwa Rasulullah n bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لَمَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ

“Shalat lima waktu, dari Jum’at (yang satu) menuju Jum’at berikutnya, (dari) Ramadhan hingga Ramadhan (berikutnya) adalah penghapus dosa di antaranya, apabila ditinggalkan dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah z)


Rukun Berpuasa

a. Berniat sebelum munculnya fajar shadiq. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah n:

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya.” (Muttafaqun ‘alaih dari hadits ‘Umar bin Al-Khaththab z)

Juga hadits Hafshah x, bersabda Rasulullah n:

مَنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ

“Barangsiapa yang tidak berniat berpuasa sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan)

Asy-Syaikh Muqbil t menyatakan bahwa hadits ini mudhtharib (goncang) walaupun sebagian ulama menghasankannya. Namun mereka mengatakan bahwa ini adalah pendapat Ibnu ‘Umar, Hafshah, ‘Aisyah g, dan tidak ada yang menyelisihinya dari kalangan para shahabat.

Persyaratan berniat puasa sebelum fajar dikhususkan pada puasa yang hukumnya wajib, karena Rasulullah n pernah datang kepada ‘Aisyah x pada selain bulan Ramadhan lalu bertanya:


“Apakah kalian mempunyai makan siang? Jika tidak maka saya berpuasa.” (HR. Muslim)


Masalah ini dikuatkan pula dengan perbuatan Abud-Darda, Abu Thalhah, Abu Hurairah, Ibnu ‘Abbas dan Hudzaifah ibnul Yaman g. Ini adalah pendapat jumhur. Para ulama juga berpendapat bahwa persyaratan niat tersebut dilakukan pada setiap hari puasa karena malam Ramadhan memutuskan amalan puasa sehingga untuk mengamalkan kembali membutuhkan niat yang baru. Wallahu a’lam.

Berniat ini boleh dilakukan kapan saja baik di awal malam, pertengahannya maupun akhir. Ini pula yang dikuatkan oleh jumhur ulama1.

b. Menahan diri dari setiap perkara yang membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Telah diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim hadits dari ‘Umar bin Al-Khaththab z bahwa Rasulullah n bersabda:

إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَهُنَا وَأَدْرَكَ النَّهَارُ مِنْ هَهُنَا وَغَرَبَتِ الشَّمْسُ فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ

“Jika muncul malam dari arah sini (barat) dan hilangnya siang dari arah sini (timur) dan matahari telah terbenam, maka telah berbukalah orang yang berpuasa.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Puasa dimulai dengan munculnya fajar. Namun kita harus hati-hati karena terdapat dua jenis fajar, yaitu fajar kadzib dan fajar shadiq. Fajar kadzib ditandai dengan cahaya putih yang menjulang ke atas seperti ekor serigala. Bila fajar ini muncul masih diperbolehkan makan dan minum namun diharamkan shalat Shubuh karena belum masuk waktu. Fajar yang kedua adalah fajar shadiq yang ditandai dengan cahaya merah yang menyebar di atas lembah dan bukit, menyebar hingga ke lorong-lorong rumah. Fajar inilah yang menjadi tanda dimulainya seseorang menahan makan, minum dan yang semisalnya serta diperbolehkan shalat Shubuh. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas c bahwa Rasulullah n bersabda:

الْفَجْرُ فَجْرَانِ فَأَمَّا اْلأَوَّلُ فَإِنَّهُ لاَ يُحْرِمُ الطَّعَامَ وَلاَ يُحِلُّ الصَّلاَةَ وَأَمَّا الثَّانِي فَإِنَّهُ يُحْرِمُ الطَّعَامَ وَيُحِلُّ الصَّلاَةَ

“Fajar itu ada dua, yang pertama tidak diharamkan makan dan tidak dihalalkan shalat (Shubuh). Adapun yang kedua (fajar) adalah yang diharamkan makan (pada waktu tersebut) dan dihalalkan shalat.”
(HR. Ibnu Khuzaimah, 1/304, Al-Hakim, 1/304, dan Al-Baihaqi, 1/377)

Namun para ulama menghukumi riwayat ini mauquf (hanya perkataan Ibnu ‘Abbas c dan bukan sabda Nabi n). Di antara mereka adalah Al-Baihaqi, Ad-Daruquthni dalam Sunan-nya (2/165), Abu Dawud dalam Marasil-nya (1/123), dan Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Tarikh-nya (3/58).

Juga diriwayatkan dari Tsauban dengan sanad yang mursal. Sementara diriwayatkan juga dari hadits Jabir dengan sanad yang lemah.

Wallahu a’lam. 

1 Cukup dengan hati dan tidak dilafadzkan dan makan sahurnya seseorang sudah menunjukkan dia punya niat berpuasa, red


Siapa yang Diwajibkan Berpuasa?

Orang yang wajib menjalankan puasa Ramadhan memiliki syarat-syarat tertentu. Telah sepakat para ulama bahwa puasa diwajibkan atas seorang muslim yang berakal, baligh, sehat, mukim, dan bila ia seorang wanita maka harus bersih dari haidh dan nifas. Sementara itu tidak ada kewajiban puasa terhadap orang kafir, orang gila, anak kecil, orang sakit, musafir, wanita haidh dan nifas, orang tua yang lemah serta wanita hamil dan wanita menyusui. Bila ada orang kafir yang berpuasa, karena puasa adalah ibadah di dalam Islam maka tidak diterima amalan seseorang kecuali bila dia menjadi seorang muslim dan ini disepakati oleh para ulama. Adapun orang gila, ia tidak wajib berpuasa karena tidak terkena beban beramal. Hal ini berdasarkan hadits ‘Ali bin Abi Thalib z bahwa Rasulullah n bersabda:

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ: عَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يَفِيْقَ وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقَظَ وَعَنِ الصَّبِي حَتَّى يَحْتَلِمَ

“Diangkat pena (tidak dicatat) dari 3 golongan: orang gila sampai dia sadarkan diri, orang yang tidur hingga dia bangun dan anak kecil hingga dia baligh.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Meski anak kecil tidak memiliki kewajiban berpuasa sebagaimana dijelaskan hadits di atas, namun sepantasnya bagi orang tua atau wali yang mengasuh seorang anak agar menganjurkan puasa kepadanya supaya terbiasa sejak kecil sesuai kesanggupannya.
Sebuah hadits diriwayatkan Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz x:

“Utusan Rasulullah n mengumumkan di pagi hari ‘Asyura agar siapa di antara kalian yang berpuasa maka hendaklah dia menyempurnakannya dan siapa yang telah makan maka jangan lagi dia makan pada sisa harinya. Dan kami berpuasa setelah itu dan kami mempuasakan kepada anak-anak kecil kami. Dan kami ke masjid lalu kami buatkan mereka mainan dari wol, maka jika salah seorang mereka menangis karena (ingin) makan, kamipun memberikan (mainan tersebut) padanya hingga mendekati buka puasa.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sementara itu, bagi orang-orang lanjut usia yang sudah lemah (jompo), orang sakit yang tidak diharapkan sembuh, dan orang yang memiliki pekerjaan berat yang menyebabkan tidak mampu berpuasa dan tidak mendapatkan cara lain untuk memperoleh rizki kecuali apa yang dia lakukan dari amalan tersebut, maka bagi mereka diberi keringanan untuk tidak berpuasa namun wajib membayar fidyah yaitu memberi makan setiap hari satu orang miskin.
Berkata Ibnu Abbas c:

“Diberikan keringanan bagi orang yang sudah tua untuk tidak berpuasa dan memberi makan setiap hari kepada seorang miskin dan tidak ada qadha atasnya.”
(HR. Ad-Daruquthni dan Al-Hakim dan dishahihkan oleh keduanya)

Anas bin Malik z tatkala sudah tidak sanggup berpuasa maka beliau memanggil 30 orang miskin lalu (memberikan pada mereka makan) sampai mereka kenyang.
(HR. Ad-Daruquthni 2/207 dan Abu Ya’la dalam Musnad-nya 7/204 dengan sanad yang shahih. Lihat Shifat Shaum An-Nabi, hal. 60)


Orang-orang yang diberi keringanan untuk tidak berpuasa namun wajib atas mereka menggantinya di hari yang lain adalah musafir, dan orang yang sakit yang masih diharap kesembuhannya yang apabila dia berpuasa menyebabkan kekhawatiran sakitnya bertambah parah atau lama sembuhnya.
Allah k berfirman:

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيْضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajib baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain.” (Al-Baqarah: 184)

Demikian pula bagi wanita hamil dan menyusui yang khawatir terhadap janinnya atau anaknya bila dia berpuasa, wajib baginya meng-qadha puasanya dan bukan membayar fidyah menurut pendapat yang paling kuat dari pendapat para ulama.

Hal ini berdasar hadits Anas bin Malik Al-Ka’bi z, bersabda Rasulullah n:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ نِصْفَ الصَّلاَةِ وَالصَّوْمَ وَعَنِ الْحُبْلَى وَالْمُرْضِعِ

“Sesungguhnya Allah telah meletakkan setengah shalat dan puasa bagi orang musafir dan (demikian pula) bagi wanita menyusui dan yang hamil.” (HR. An-Nasai, 4/180-181, Ibnu Khuzaimah, 3/268, Al-Baihaqi, 3/154, dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t)

Yang tidak wajib berpuasa namun wajib meng-qadha (menggantinya) di hari lain adalah wanita haidh dan nifas.Telah terjadi kesepakatan di antara fuqaha bahwa wajib atas keduanya untuk berbuka dan diharamkan berpuasa. Jika mereka berpuasa, maka dia telah melakukan amalan yang bathil dan wajib meng-qadha. Di antara dalil atas hal ini adalah hadits Aisyah x:

كَانَ يُصِيْبُنَا ذَلِكَ فَنُأْمَرُ بِقَضَاءِ الصِّيَامِ وَلاَ نُأْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ

“Adalah kami mengalami haidh lalu kamipun diperintahkan untuk meng-qadha puasa dan tidak diperintahkan meng-qadha shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Wallohu a’lam

Tuesday, August 5, 2008

::muhandisun fi sabilillah::

Buat sahabat seperjuangan…setelah memasuki alam pekerjaan, suasana dan persekitaran tidak lagi sama seperti alam kampus…hanya yang sama adalah prinsip, fikrah dan manhaj… moga diri ini dan juga teman-teman akan terus bergerak, ‘bekerja’ walau dimana diri dicampakkan… ingin dikongsikan/diperingatkan semula sebuah artikal sewaktu daurah kita/kami yang lepas, “Muhandisun fi Sabilillah” Engineer dijalan Allah…Buat tatapan ‘pekerja-pekerja, mahasiswa-mahasiswi penggerak dakwah’. Moga sama-sama dapat kita muhasabah diri kita dalam ruang profesion kita, menghayati dan memahami message yang ingin disampaikan agar menjadi bekalan dan ingatan buat kita semua. Moga kita semua terus istiqamah melangkah, dan tidak putus asa dalam perjuangan ini...Amin

“Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali hamba-hambaKu yang bersyukur” (Saba’ [34]; 13)

Mudah-mudahan mulut ini, tangan ini, kaki ini, tubuh ini, seluruh deriaku ini, akan tetap terus kekal dalam keadaan memuji Allah rabbul Izzati. Sebagai tanda syukur. Sebagai tanda kehambaan. Sebagai tanda ketergantungan

Mudah-mudahan seorang yang bernama Muhammad B. Abdullah, kita berselawat dan mengucapkan salam kesejahteraan ke atasNya, akan hadir dalam hatiku ini sebagai sang kekasih dan idola abadi. Di atas cinta yang ia curahkan. Atas pengorbanan yang dia lakukan. Atas teladan yang dia berikan.

Buat para sahabatnya, yang telah mencintainya sepenuh hati, yang telah membelanya dengan darah dan airmata, yang telah menemani liku-liku kehidupannya, mudah mudahan selawat serta salam ini dicurahkan di atas sikap mereka itu, diatas usaha mereka itu, diatas pengorbanan mereka itu, diatas pengorbanan mereka memancarkan cahaya islam itu. Juga para pengikut mereka, dikalangan tabi’in, tabiit tabi’in, ulama wal mujahidin, serta seluruh individu mahupun kelompok yang menyatakan cinta pada Allah, dan cinta pada Rasul, dan ungkapan cinta mereka itu, tidak khusus di mulut semata, melainkan terserlah pada amal perbuatan mereka, pada gerak tari karya mereka, pada hati dan nurani mereka, pada derapan langkah mereka. Sehingga Allah berkenan memberikan mereka salah satu dari dua kemenangan : mereka hidup mulia dengan islam itu kembali mulia, seperti mana kata-kata Umar al-Khattab : “Kita adalah satu kaum yang telah dimuliakan islam, dan kita tidak akan pernah mulia, ketikamana kita mencari kemuliaan di luar islam”. Atau, Allah memberikan alternatif kemuliaan kedua, menamatkan kisah kehidupan ini seraya bergelar “syuhada” dijalanNya. Itulah kemenangan yang abadi, yang mampu diraih oleh sebarangan orang. Itulah “seni mati” – andainya mati itu pun berseni – paling indah sekali.

Tuan-tuan dan puan-puan, sahabat yang ku kasihi sekalian,

Dalam ayat quran diatas, Allah SWT menjelaskan bahawa tujuan Allah ar-Raziq (satu-satunya Pemberi Rezeki) menganugerahkan kepada kita “kerja” samada kerja itu sebagai engineer, atau doktor, atau penyelidik, atau pensyarah, atau arkitek, atau cikgu, atau manager, atau apa jua – adalah supaya dengannya kita mampu bersyukur sepertimana yang diperintahkan kepada keluarga Daud. Kerana itulah etika dalam berakhlak dengan Allah; bahkan sesama manusia pun. Bila saja ada pihak yang berbuat baik dan berbakti kepada kita, maka sudah sewajarnyabalasan yang setimpal, atau setidak-tidaknya ucapan “terima kasih” kita hadirkan untukNya. Nah, bukankah karier yang sedang kita harungi, atau universiti yang sedang kita telusuri, adalah suatu nikmat pemberian Allah? Bahkan semua anugerah di bumi ini, yang kita disuruh untuk mencarinya, untuk memakmurkannya ( Surah Hud [11] : 61), adalah untuk melahirkan insan-insan yang tahu bersyukur kepada Allah.

Perhatikanlah ayat ini;

“Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat megeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada msing-masing kamu lihat kapal-kapal belayang membelah laut supaya kamu dapat bersyukur.” (al-Fathir [35]:12)

Ya sahabatku, “supaya kamu dapat mencari kurniaNya”. Maka laksanakanlah professionmu itu, apa pun ia, dengan amanah, dedikasi, bersungguh-sungguh dan penuh profesionalisma. Inilah yang diutarakan baginda Nabi, ketika menyatakan kerja itu harus dilakukan dengan “itqan”, yaitu dengan berkualiti. Tetapi, Allah melanjutkan lagi ayat tadi, seraya mengakhirinya dengan menyebut “supaya kamu bersyukur”. Benarkah kita bersyukur, ketika pembantaian dan penghinaan oleh musuh-musuh terhadap umat islam, yang kini mereka berani melakukannya secara terang-terangan – di Bosnia, di Pa;estin, di Ambon, di Chechnya, di Kashmir, di Afgan, di Iraq, dan kini semakin menghampiri negara kita, ketika menular pula di selatan Thai – sedangkan kita beralasan, perjuangan harus ditangguhkan. Tunggu habis kuliah dulu, tunggu siap assignment dulu, tunggu settle test dulu, tunggu dah berhenti kerja dulu. Bayangkan kalau andainya yang dirogol oleh musuh-musuh itu adalah isteri kita, atau ibu kita, adakah kita mahu katakan pada mereka “mak, tunggu dulu. Esok saya ada exam. Tunggu say habis exam. Baru saya tolong mak dari dirogol.” Begitu?? Bayangkan andainya kita di situasi saudara-saudara seislam itu, agak-agak apa perasaan kita, ketika umat islam yang lain tidak mahu membantu, bahkan hidup selesa dengan dunia masing-masing.

Muslimin dan muslimat yang kukasihi,

Maafkan daku, kerana entah mengapa kebelakangan ini, jiwaku semakin meronta. Hatiku semakin terluka. Fikiranku semakin terganggu. Kerana aku merasakan, ketika aku duduk selesa mengharungi kerjayaku di pejabat, ada saudaraku di belahan bumi sana yang meronta-ronta, merintih-rintih pertolonganku. Hati aku tersiksa, kerana aku seakan-akan tidak melakukan apa-apa, bahkan memang tidak melakukan apa-apa!!! Aku terluka ketika ada sahabat –sahabat yang ingin ku raih simpatinya, sedangkan ia selesa melayani keseronokkan dunia. Sayang, kerana urusan dunia, kita sanggup kemana-mana, melakukan apa saja. Tetapi dalam urusan melabur dalam saham akhirat, kita banyak berdalih lagi banyak beralasan.

Aku engineer!! Tetapi kenapa aku tidak mampu menjadi seorang Fathi Yakan, yang, sungguhpun memegang degree dalam bidang engineering, tetapi mampu menulis puluhan buku-buku yang menjadi rujukan umat Islam seluruh dunia. Aku seorang engineer!! Tetapi kenapa aku tidak mampu menjadi seorang Yahya Abasy, yang dengan ilmu engineering yang ia ada, berkat niatnya belajar dulu pun kerana ALLAH, lalu jadilah ia rakyat Palestin pertama tahu membuat bom, lalu diajarkan ilmu kepada rakyat Palestin lain, hingga paling tidak, adalah juga sedikit senjata untuk berdepan kelengkapan tentera rejim Zionis. Aku seorang engineer,!! Tetapi kenapa aku tidak mampu menjadi seperti seorang Tifatul Sembiring, yang dalam kesibukannya sebagai jurutera, ia masih sanggup mentarbiyah masyarakat Indonesia, sehingga gelombang kesedaran dan kebangkitan “berombak” di sana (lihat saja surat khabar. Berapa ratus ribu umat Indonesia yang hadir dalam demonstrasi membantah kekejaman US, kekejaman Zionis, dan sebagainya) sehingga beliau layak dilantik sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera?

Lalu, untuk apa aku jadi engineer, kalau kiranya ilmu yang aku pelajari, sepanjang tempoh 4 tahun mengharungi alam kemahasiswaan, gagal untuk membantu aku melihat keagungan dan kehebatan “ALLAH engineering” dibandingkan dengan kedhaifan dan kekerdilan “human engineering”. Kenapa perasaan ketergantungan itu tidak hadir di dalam diriku? Sehingga sentiasa ingin meraih, dan merintih belas kasih ALLAH? Kenapa perasaan kekerdilan itu luput dari dalam diriku? Sehingga sentiasa tunduk patuh pada perintah dan ajaran rasul-Nya?

Apalah bezanya aku dengan seorang Ah Chong, atau Ah Chai, atau Rajasamy, atau Hey Raju, atau Funakoshi, kiranya perananku sebagai engineer tidak banyak berbeza dengan mereka? “Dan orang-orang Kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) ALLAH di sisinya, lalu ALLAH memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan ALLAH sangat cepat perhitungan-Nya” (an-Nur[24]:39).

Sahabat, betapa celakanya diriku ini, kerana hidup aku tidak pernah membawa erti! Membawa erti pada perjuangan membela agamanya. Bererti terhadap usaha menyebarkan agamanya. Bererti terhadap liku-liku hidupnya sujud menyembah Ilahi.

Sahabat, tolonglah diriku! Betapa lama diriku hidup lalai dibuai keseronokan dunia. Dan betapa ramai kawan-kawan yang aku jerumuskan ke lembah “tahyul” nukilan Syaitan durjana, sedang kini, setelah di”langgar” hidayat, aku gagal membawa mereka ke cahaya keredhaan-Nya!

Lalu aku terluka lagi, ketika mana membaca surat saudariku si fatima, yang dikirimkan lewat email oleh 2 orang kanalanku (satu dalam BI, satu dalam BM), yang bunyinya begini:


“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Katakanlah (wahai Muhammad): (Tuhanku) ialah Allah Yang Maha Esa.; Allah Yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat.; Dia tiada beranak dan Dia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang serupa denganNya.”

[Qur'an, Surat 112 "al-Ikhlas"]


Saya memilih surah yang suci ini daripada kitabullah kerana ia memberi satu kesan yang besar keatas saya dan ke atas kamu semua dan ia membawa kesan yang besar dan kesedaran di dalam hati orang-orang yang beriman.


Saudaraku para mujahiddin yang berjuang pada jalan Allah SWT! Apa yang dapat saya katakan kepada kamu semua? Ingin saya nyatakan kepada kamu: Perut kami telah dipenuhi oleh anak-anak haram yang dilakukan oleh para haiwan dan babi yang telah memperkosakan kami. Atau saya boleh katakan kepada kamu bahawa mereka telah menelanjangkan kami, meludah ke muka kami dan mengoyak ayat al-Quran yang tergantung pada leher kami?


Allahu Akbar! Dapatkah kamu memahami keadaan kami? Adakah benar kamu tidak tahu menahu apa yang telah berlaku kepada kami? Kami adalah adik-adik kamu. Allah SWT pasti akan menyoal kamu mengenainya kelak.


Demi Allah, tidak pernah kami melalui satu malam semenjak kami berada di penjara ini tanpa dilompt oleh para haiwan dan babi tersebut untuk mengoyakkan tubuh kami dengan rakusnya. Dan kami telah berusaha sedaya upaya untuk melindungi perawan kami demi kerana takutkan allah SWT. Takutlah kamu kepada Allah! Bunuhlah kami semua berserta dengan mereka! Hancurkanlah kami bersama-sama dengan mereka! Jangan tinggalkan kami di sini untuk dijadikan sebagai bahan melepas nafsu ganas mereka dengan memperkosa kami! Ia merupakan satu tindakan yang boleh menggoncang arasy Allah SWT.


Takutlah kepada Allah berhubung dengan kami! Tinggalkanlah kereta kebal dan pesawat mereka di luar sana. Datanglah kepada kami di sini di penjara Abu Gharaib. Saya adalah adik-adik kamu pada jalan Allah (Fatimah). Mereka telah memperkosakan kami lebih dari sembilan kali dalam satu malam. Bolehkah kamu memahaminya? Bayangkanlah salah seorang daripada adik-adikmu diperkosakan. Kenapa kamu semua tidak boleh membayangkannya, sedangkan saya adalah adikmu. Bersama-sama saya terdapat 13 orang gadis yang lain, kesemua mereka belum berkahwin. Kesemua mereka telah diperkosakan dihadapan mata dan telinga setiap orang. Mereka tidak membenarkan kami menunaikan solat. Mereka membuang pakaian kami dan tidak membenarkan kami memakainya. Semasa saya menulis surat ini, salah seorang daripada gadis tersebut telah membunuh diri. Beliau telah diperkosa secara rakus dan zalim. Seorang tentera telah memukul dada dan pinggangnya setelah beliau memperkosakannya. Beliau telah dijadikan mangsa penderaan dan penyiksaan. Beliau telah menghantuk kepalanya ke dinding sehingga beliau mati, kerana beliau tidak dapat menahannya lagi, walaupun membunuh diri adalah haram menurut Islam. Tetapi saya memaafkan gadis tersebut. Saya juga berharap agar Allah SWT mengampun segala dosanya, kerana Dia adalah Maha Pengampun!


Saudaraku! sekali lagi ingin saya katakan, takutlah kepada Allah! Bunuhlah kami bersama-sama dengan mereka agar kami dapat menikmati keamanan. Tolonglah! Tolonglah! Tolonglah! [Wa Mu'atasima!]” Sebaik sahaja selepas itu, lebih kurang seramai 100 pejuang mujahiddin melancarkan serangan besar-besaran ke atas penjara Abu Gharaib, memaksa tentera kafir AS berselindung di dalam berek mereka dalam kawasan penjara. Pejuang mujahiddin telah melancarkan mortar 82mm dan 120mm ke arah tentera kafir Amerika. Orang ramai berkumpul secara beramai-ramai di luar penjara, bimbang jika mortar tersebut mengenai para tawanan yang berada di dalam penjara tetapi mereka telah diberi jaminan oleh pejuang mujahiddin yang berkata bahawa mereka tahu kedudukan penjara tersebut. Wartawan Mafkarat al-Islam di Baghdad melaporkan bahawa pejuang mujahiddin telah berjaya memusnahkan sebahagian besar dinding penjara, menyebabkan lubang sebesar empat meter di dalam dan di luar pagar yang mengelilingi penjara tersebut. Nasib Fatima dan lain-lain gadis bersamanya masih belum dapat diketahui. Pada nota terakhir, seorang individu telah menjawab surat Fatima semalam dalam laman web Ansar dengan menulis:

“Maaflah adikku, kami bukanlah lelaki yang sebenar. Hanya lelaki yang sebenar sahaja boleh menjawab tangisan kamu memohon pertolongan. Kami tidak mempunyai bekalan yang cukup beberapa hari ini. Maaf sekali lagi, wahai adikku.”


Lalu aku bertanya diriku, untuk apa kehidupanku ini? Apalah bezanya dengan sang kafir, kiranya hidup hanya ku layari demi mencari sesuap nasi. Sedang Nabiku dulu rela berlapar demi menjamin kebahagiaan ku di perkampungan Akhirat nan abadi.

Lalu aku bertanya diriku, kiranya aku yang berada di medan Uhud, adakah aku akan menjadi bak para sahabat, yang membela, mempertahankan dan menjadi perisai kepada baginda Nabi dengan jasad dan jiwa mereka, atau aku akan berfikir berkali-kali soal mak ayah, soal kerja, soal motor lain sebagainya???


Wahai sahabat, tolonglah aku!! Betapa aku tidak layak menjadi umat seorang Nabi semulia ini!! Yang ketika sampai di puncak dan kemuncak segala ketenangan, keindahan, kesenangan dan kekayaan, itulah Syurga Firdausi, ketika di mikrajkan oleh ALLAH, lalu tiba-tiba ia mengundur kembali. Mengundur untuk kembali ke bumi. Meninggalkan segala keteduhan nikmat dan rahmat ALLAH itu. Untuk berglumang dengan suatu potret kehidupan yang penuh kedukaan, penghinaan dan penderitaan. Lalu untuk apa baginda turun kembali kebumi? Kerana cinta!!! Ya, kerana cintanya padaku.


Sahabat! Betapa aku tidak layak mendapat rahmat kasih sayang Tuhan ini! Nikmat pancaindera ketika ada yang dilahirkan cacat. Nikmat nyawa ketika ada yang belum lahir sudah mati. Nikmat menjadi engineer ketika ramai yang masih menganggur. Nikmat Islam ketika ramai yang masih Kafir. Kerana dengan berbondongnya nikmat ALLAH ini, aku pula “menggari” tanganku daripada membela agama-Nya sebagai tanda kesyukuran dan kehambaan.


Inikah ertinya ikrarku setiap kali doa iftithah ku bacakan dalam solat “sesungguhnya solatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah kerana ALLAH Rabb segala alam”. Atau, aku bangkit dan melangkah kaki, mencari ruang-ruang sumbangan yang mampu aku hulurkan?


Semaklah kembali syair Abdullah Ibnu Rawahah menjalang kematiannya di medan peperangan:

Hai jiwa!

Kau harus turun berlaga

Atau, kupaksa kau turun

Telah lama kau hidup tenang

Mengapa kau tampak enggan untuk menggapai Syurga

Ingatlah, kau hanya setetes air mani yang hina

Semaklah kembali kata as-Syahid Hassan al-Banna: “Sesungguhnya kita ini mulia kerana ALLAH, dan tidak akan pernah hina selamanya bila adanya kemuliaan daripada ALLAH. Kita kaya kerana ALLAH, dan tidak akan pernah miskin selamanya bila berada di bawah perbendaharaan ALLAH. Kuat kerana ALLAH, dan tidak akan pernah lemah selamanya bila kita berada di sisi ALLAH”


Ya Tuhanku, andainya dikau tidak mentakdirkan daku untuk bahkan mencium bau Syurga-Mu –dan memang aku bahkan tak layak untuk semua itu- setidak-tidaknya didiklah diriku agar aku dapat menyelamatkan diri dari seksa Neraka-Mu…..


Nota: Artikel ini ditulis pada 24hb Disember 2004 dan sepatutnya disampaikan pada MABIT (Malam Bina Iman Taqwa) pada 8 Januari 2005 yang lalu di Shah Alam. Alhamdulillah, program itu berhasil dan berjaya! Tuan-tuan dan puan-puan dijemput datang pada MABIT akan datang. Sumber: http://faridul.wordpress.com/2007/08/08/muhandisun-fi-sabilillah


Illa Allah, Ma'allah, InnaAllah,


Fazlul Huda Makhtar,

Raudhatul Mahabbah,

Karisma Pulau Pinang,

PC Planner Linear Semiconductor, Bayan Lepas

014-4465676

Saturday, August 2, 2008

::muhasabah::

Setelah sekian lama...alhamdulillah dapat melapangkan diri ini untuk berbicara disini... bicara buat diri-diri... diri yang menyepi dari dunia sesawang, tapi tidak dari dunia masyarakat.Meyepi dari dunia bicara lisan yag bisu... dunia yang berbicara dengan hati dan akal...tetap tidak salah kerna ia salah satu medan perjuangan mennyebarkan fikrah 'kita'

to be cont...

Nak cari apa?

yang selalu duk click

::wanita::

DUHAI PUTERIKU.........
Keremajaanmu menyegarkan pandangan,
melimpahkan nyaman pada malam..
Cahaya keriangan di wajahmu adalah kilauan senjata yang menawan....
Madu yang menitiskan sarinya meresapkan manisnya dari bibir langsung ke hati adalah suara-suara lembut sang gadis...
Tertib dan sopanmu bagai hembusan angin yang menyamankan....

PUTERIKU.....
Dengan keremajaanmu...
kau bisa menakluk dunia dalam lalai dan leka
Tanpa kesedaran ....

DUHAI PUTERIKU....
Balikkanlah cermin di hadapanmu barang seketika ...
palingkanlah wajahmu barang sejenak...
Berkatalah dalam diri...
Kau bukan dilahirkan sebgai penggoda yang melekakan dunia...
Kesegaran dan kejelitaanmu adalah fana belaka..
Balutan gemerlap permata intan hanyalah hiasan...
Dongak dan lihatlah kerdipan bintang-bintang nun di langit...
Sedarlah...hidupmu ini hanya cebisan dari erti kehidupan...
Selamilah dasar hatimu dan bisiklah pada diri
Alangkah hinanya roh kita tanpa hiasan apa-apa...

PUTERIKU...
Berfikirlah untuk menjadi insan yang berguna agar seisi dunia merasakan rahmat kehadiranmu...
WAHAI PUTERI MUSLIMAH SEJATI ...
Salutilah tubuhmu dengan iman...
kerana ia sangat manis pada pandangan jua perhiasan...
Usah merasa resah lalu menyolek diri ...
inginkan wajah yang lebih indah...
Bersyukur dan berbahagialah dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT...

DUHAI MUSLIMAH TERPUJI...
Renung dan resaplah kekaguman serta kekuatan keyakinan bahawa hayatmu setiap detik di bawah naungan Allah SWT...
Kecintaan Ilahi melimpah dan melaut di segenap penjuru alam walaupun pada yang alpa erti kehidupan...

GADISKU...
Bersihkanlah hatimu...
kemanisan iman sukar dikecapi tanpa janji Tuhan...
Jannah itu bukan mimpi tapi realiti...
Dunia hanyalah persinggahan...
akhirat itu kekal abadi....

::Keindahan BersamaMu:: KBM

ssq